JAKARTA - Ceramah tarawih keutamaan malam ke 19 Ramadhan layak diketahui. Tarawih juga menjadi sarana kita mengumpulkan pahala demi Surga-Nya. Keberadaan surga yang Allah janjikan untuk kita dan keluarga menjadi hal yang niscaya. Sebisa mungkin perbanyak ibadah untuk meraihnya.
وفى الليلة التاسعة عشرة يرفع الله درجاته فى الفردوس
Artinya : Di malam ini, Allah akan mengangkat derajat-derajat yang tarawih di surga firdaus.
Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (18/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah tarawih keutamaan malam ke 19 Ramadhan, sebagai berikut.
Assalamualaikum Wr.Wb.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.
أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya. Dengan izin dan kekuatan dari-Nya semata, kita masih mampu mengisi bulan Ramadhan ini sesuai tuntunan syariat-Nya.
Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan teruntuk suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta segenap keluarga dan sahabatnya. Semoga kelak di akhirat kita mendapatkan syafaatnya. Amin.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Ibarat makanan dan minuman, keimanan itu memiliki cita rasa tersendiri. Cita rasa keimanan adalah lezat atau manis.
Imam Muslim dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا.
“Orang yang akan dapat merasakan lezatnya keimanan adalah seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, ridha Islam sebagai dînnya, dan ridha Muhammad sebagai rasulnya.” (HR. Muslim no. 34 dan at-Tirmidzi no. 2623)
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Imam an-Nawawi asy-Syafi’i (w. 676 H) dalam al-Minhâj bi-Syarh Shahîh al-Imâm Muslim ibni al-Hajjâj berkata,
“Yang dimaksud dengan ‘kelezatan iman’ atau ‘manisnya keimanan’ adalah merasakan lezatnya amal-amal ketaatan dan rela menanggung beban-beban (kesusahan-kesusahan) demi mendapatkan ridha Allah dan ridha Rasul-Nya, serta mendahulukan ridha Allah dan ridha rasul-Nya atas kenikmatan duniawi.”
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Dalam hadits shahih di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang manusia dapat merasakan kelezatan iman atau manisnya keimanan, apabila ia telah ridha pada tiga perkara.
Dalam bahasa Arab, kata kerja radhiya – yardhâ – ridhâ bisy-syai’ (ridha atau rela dengan sesuatu) itu memiliki makna qani’a bihi wa iktafâ bihi wa lam yathlub ma’ahu ghairahu, yaitu puas dengan sesuatu tersebut, mencukupkan diri dengannya, dan tidak mencari selainnya.