JAKARTA, iNews.id - Cara mendapatkan Malam Lailatul Qadar 2025 adalah suatu pencarian spiritual yang sangat penting bagi umat Muslim, terutama saat bulan Ramadan. Malam Lailatul Qadar, yang dikenal sebagai malam penuh berkah, diyakini jatuh pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan, yaitu antara tanggal 20 hingga 29 Maret 2025.
Di malam ini, ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang lebih besar daripada seribu bulan. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk mempersiapkan diri dengan melakukan amalan-amalan baik seperti sholat malam, membaca Al-Qur'an, dan berdoa dengan khusyuk.

Baca Juga
7 Kultum Malam Lailatul Qadar yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati
Apa Itu Malam Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan kepada umat Muhammad, sebagai malam yang penuh kemuliaan dan penghormatan bagi umat yang terpuji ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan keutamaan umat ini dalam Kitab-Nya dengan penjelasan yang jelas, di mana Allah berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ﴿٣﴾فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ﴿٤﴾أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

Baca Juga
Pengertian Nuzulul Qur'an dan Sejarahnya, Lengkap Tahapan dengan Hikmahnya
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus Rasul-Rasul.” [Ad-Dukhaan/44: 3-5]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

Baca Juga
6 Amalan Malam Nuzulul Quran sesuai Sunnah, Lengkap dengan Keutamaannya
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴿١﴾وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ﴿٢﴾لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴿٣﴾تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ﴿٤﴾سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr/97: 1-5]

Baca Juga
6 Keutamaan Malam Nuzulul Quran bagi Umat Islam, Lengkap dengan Amalannya
Malam ini disebut Lailatul Qadar karena merupakan malam yang mulia dan agung, di mana Allah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi dalam satu tahun terkait dengan urusan-urusan bijak.
Para ulama menyebutkan beberapa keutamaan Lailatul Qadar, antara lain:

Baca Juga
Kapan Malam Lailatul Qadar 2025? Simak Rumus dari Imam Ghazali
- Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan al-Qur'an pada malam tersebut.
- Malam ini lebih baik daripada seribu bulan.
- Turunnya para Malaikat pada malam ini.
- Banyaknya keselamatan dari adzab pada malam ini, sebagaimana dinyatakan dalam istilah سَلاَمٌ هِيَ “Malam penuh keselamatan”.
- Allah menurunkan satu surat khusus mengenai keutamaannya yang akan dibaca hingga hari Kiamat.
Kapan terjadinya Malam Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar pasti terjadi di bulan Ramadan, tepatnya pada sepuluh malam terakhir bulan tersebut, khususnya pada malam-malam ganjil. Hal ini berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, di mana ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan…”
Juga terdapat riwayat lain dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ.
“Carilah lailatul qadar pada tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir (dari bulan Ramadhan).”
Inilah cara mendapatkan Malam Lailatul Qadar 2025 yang telah dirangkum iNews.id dari buku “Meraih Puasa Sempurna”, diterjemahkan dari kitab “Ash-Shiyaam, Ahkaam wa Aa-daab”, karya Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayyar:
Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar 2025
Adapun yang dimaksud dengan menghidupkan Lailatul Qadar adalah mengisi sebagian besar malam tersebut dengan ibadah, meskipun tidak harus sepanjang malam. Beberapa ulama berpendapat bahwa menghidupkannya bisa dilakukan hanya dalam waktu sekejap.
Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm menyampaikan dari sekelompok ulama Madinah dan juga dari Ibnu ‘Abbas, bahwa:
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
“Menghidupkan Lailatul Qadar bisa dilakukan dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.”
Imam Malik dalam Al-Muwatha’ juga menyatakan bahwa Ibnul Musayyib mengatakan:
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“Siapa yang menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam tersebut.”
Dalam perkataan Imam Syafi’i yang lama, beliau menyatakan:
مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua pernyataan di atas diambil dari Lathaif Al-Ma’arif, hal. 329.
Pernyataan Imam Syafi’i dan ulama lainnya sejalan dengan hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya’ dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
Amalan pada Malam Lailatul Qadar
Salat Malam
Menghidupkan malam Lailatul Qadar tidak hanya dilakukan dengan shalat, tetapi juga bisa dilakukan dengan dzikir dan tilawah Al-Qur'an. Namun, amalan shalat lebih utama dibandingkan amalan lainnya pada malam ini, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Membaca Doa
Kita juga dianjurkan untuk mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kita bertemu dengan malam Lailatul Qadar, yaitu doa: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni” (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّـهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّـهُمَّ إِنَّكَ عَعُفٌّ تُحِبُّ الْعَعْفَو فَعُفُ عَنِّي
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika aku tahu bahwa suatu malam adalah Lailatul Qadar, apa doa yang harus kuucapkan?” Rasul menjawab: “Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Tilawah Al-Qur'an
Memperbanyak tilawah Al-Qur'an merupakan salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qadar. Membaca Al-Qur'an tidak hanya mendatangkan pahala yang berlipat ganda, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an akan mendapatkan pahala besar, terutama pada malam yang lebih baik dari seribu bulan ini.
Selain membaca, penting juga untuk merenungkan makna ayat-ayat yang dibaca agar dapat memahami petunjuk Allah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tilawah Al-Qur'an sebaiknya dilakukan dengan tartil, mengikuti kaidah tajwid, sehingga bacaan menjadi lebih indah dan bermakna.
Editor: Komaruddin Bagja