Cakar-Cakar Baja Ankara: Senjata Turki yang akan Ubah Tel Aviv Jadi Debu

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gemuruh ketegangan regional yang kian memanas, Turki tak lagi hanya berdiplomasi—mereka mengasah cakar. Dengan ancaman perang dari luar, terutama Israel, yang kian nyata dan mengintai di perbatasan, Pemerintah Turki kini dengan agresif menggenjot industri persenjataan dalam negerinya.

Ini bukan lagi sekadar upaya memodernisasi militer, melainkan lompatan strategis untuk mencapai kemandirian pertahanan total. Ankara sadar betul: di medan perang abad ke-21, hanya bangsa yang mampu memproduksi senjata dan teknologi perangnya sendirilah yang akan meraih kedaulatan sejati.

Mereka bersiap untuk menghadapi siapa pun, termasuk Israel, dengan kekuatan yang lahir dari bumi mereka sendiri. Presiden Erdogan memberi sinyal serius yang menekan Israel. Pada 2014 dia menyebut Israel sebagai teroris negara. Kemudian beberapa tahun terakhir menyebut Israel melakukan genosida. Kemudian memutus hubungan bilateral Turki dan Israel.

Teranyar, Amerika melibatkan Turki dalam proses perdamaian di Gaza. Turki akan menguatkan pengaruhnya di tanah para Nabi: Yerussalem, Gaza, dengan narasi mendukung Palestina yang berdaulat dan berdiri di atas kaki sendiri.

Tentu ini tidak mudah, karena bukan tidak mungkin nantinya Turki akan berhadap-hadapan langsung dengan Israel. Kalau kedua negara ini berbakuhantam, mana yang akan unggul? Berikut ini adalah beberapa persenjataan Turki yang berpotensi mudah menghancurkan Tel Aviv. 

1. Rudal Jarak Jauh

Di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki mengembangkan rudal jarak jauh yang mampu menjangkau jarak hingga lebih dari 2.000 kilometer.

Pada awalnya, rudal Yıldırım merupakan proyek rudal balistik jarak pendek yang dikembangkan oleh Turki, yang didasarkan pada teknologi rudal B-611 milik China.

Versi awal ini, yang dikenal sebagai J-600T Yıldırım, memiliki jangkauan yang terbatas dan dirancang untuk menyerang target bernilai tinggi seperti instalasi pertahanan udara, pusat komando, dan fasilitas logistik.

Seiring waktu, Turki, melalui industri pertahanannya Roketsan, terus berupaya meningkatkan kemampuan rudal ini, yang kemudian menjadi landasan bagi pengembangan program rudal balistik selanjutnya.

Dengan ambisi yang semakin besar, Turki mulai mengembangkan varian yang lebih canggih, termasuk Yıldırım IV. Meskipun rincian teknis dari Yıldırım IV tidak tersedia untuk umum dan dianggap sebagai rahasia, spekulasi dari para analis menyebutkan bahwa rudal ini merupakan pengembangan dari arsitektur Yıldırım sebelumnya.

Tujuannya adalah untuk mencapai jangkauan yang lebih jauh, yaitu hingga 2.500 km, yang akan menempatkan Turki di jajaran negara yang memiliki rudal balistik jarak menengah. Pengembangan ini diduga melibatkan peningkatan propulsi, kapasitas bahan bakar yang lebih besar, dan kemungkinan konfigurasi dua tahap.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |