Bupati Sudewo Gagal Dimakzulkan, Koordinator Demo Ditangkap, Warga Tuntut Bebaskan Tahanan Aksi Pati

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Puluhan massa Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) menggelar aksi solidaritas di depan Mapolda Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Selasa (4/11/2025). Mereka menuntut dua koordinator AMPB, Teguh Istiyanto dan Suprioyono alias Botok, dibebaskan. 

Dalam aksinya, massa AMPB membentangkan spanduk bertuliskan "Bebaskan Tahanan Aksi Pati". Sebagian lainnya mengusung poster bertuliskan "pejuang demokrasi bukan kriminal", "Bupati Pati harus tanggung jawab", dan "Pantura diblokir banjir 10 hari masih menjabat, Pantura diblokir 10-15 menit 9 tahun penjara". 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Kami masyarakat Pati menyerukan pembebasan Mas Botok dan Mas Teguh," pekik salah satu peserta aksi. 

Edi merupakan salah satu massa AMPB yang berpartisipasi dalam aksi solidaritas di depan Mapolda Jateng. Dia menilai, penangkapan dan penetapan tersangka terhadap Teguh serta Botok adalah bentuk ketidakadilan. 

"Pantura itu terblokir akibat banjir selama 10 hari, pemangku kebijakan seperti apa? Ini AMPB (memblokir jalan) cuma 10-15 menit dituntut hukuman sembilan tahun penjara," ujar Edi. 

Teguh dan Botok ditangkap kemudian ditetapkan tersangka akibat memblokade Jalan Pantura Pati-Juwana seusai DPRD Pati memutuskan tak melanjutkan proses pemakzulan Bupati Pati Sudewo pada Jumat (31/10/2025). "Ini tidak adil menurut kami teman-teman aliansi. Jadi, bebaskan Mas Botok dan Mas Teguh," kata Edi. 

Kakak kandung Botok, Mulyati (55 tahun), turut berpartisipasi dalam aksi solidaritas AMPB di depan Mapolda Jateng. "Saya tidak rela adik saya dipenjara. Dia orang baik, suka menolong orang kesusahan," katanya sambil terisak. 

Menurut Mulyati, kalau bukan karena perjuangan adiknya dan segenap masyarakat Pati yang bernaung di bawah AMPB, keputusan Bupati Sudewo menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen, akan tetap berlaku. 

"Kalau tidak ada Mas Botok, pajak tidak turun, nyekik wong cilik," ujar seorang ibu yang turut ikut dalam aksi solidaritas untuk Teguh dan Botok di depan Mapolda Jateng. 

Koordinator AMPB Suharno mengungkapkan, massa AMPB bertolak dari Pati menuju Mapolda Jateng secara bersama-sama menggunakan satu bus dan lima mobil pribadi. "Kami merasa ini (penangkapan Teguh dan Botok) tidak adil, karena kami di sini bukan kriminal. Kami hanya aksi menyampaikan suara," ujarnya. 

Dia menjelaskan aksi pemblokiran Jalan Pantura Pati-Juwana pada Jumat pekan lalu merupakan bentuk spontanitas atas kekecewaan warga Pati terhadap DPRD Pati yang memutuskan tak melanjutkan proses pemakzulan terhadap Sudewo. "Kami menuntut dua tokoh kami, tokoh aktivis, dibebaskan," kata Suharno. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |