Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Anggoro Eko Cahyo menegaskan pesantren memiliki peran strategis dalam memperkuat ekonomi syariah nasional. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Anggoro Eko Cahyo menegaskan pesantren memiliki peran strategis dalam memperkuat ekonomi syariah nasional. Dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, ia menyebut pesantren harus menjadi motor penggerak literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat.
“Pesantren tentu akan menjadi motor penggerak. Karena teman-teman di berbagai daerah memiliki PIC yang bertugas langsung di lapangan. Kita punya yang namanya Islamic Solution Ecosystem,” ujar Anggoro di sela-sela ISEF 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan, BSI membangun pendekatan jemput bola dalam memperluas literasi keuangan syariah. Tim BSI turun langsung ke pesantren, masjid, sekolah Islam, dan kampus untuk mengenalkan produk serta layanan perbankan syariah.
Selain pendekatan langsung, BSI juga mengoptimalkan ekosistem digital. Pesantren kini dapat membeli emas dan berinvestasi syariah lewat aplikasi Byond by BSI (BSI Gold) mulai dari nominal kecil. “Cukup dengan Rp50 ribu, mereka sudah bisa beli emas sekitar 0,02 gram. Jadi siapa pun bisa mulai menabung emas dengan mudah,” kata Anggoro.
Menurutnya, digitalisasi menjadi kunci dalam memperluas akses ekonomi syariah di kalangan pesantren. Melalui aplikasi LBSiON, santri dan pengelola pesantren dapat memantau harga emas, mengecek saldo, hingga melakukan gadai atau jual emas secara daring.
“Sekarang ini yang paling mudah, selain komunikasi langsung dengan pesantren, mereka juga bisa beli emas dari aplikasi. Jadi semuanya serba digital dan praktis,” ujarnya.
BSI menilai pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, melainkan juga basis ekonomi rakyat yang kuat. Jumlah pesantren yang tersebar di berbagai daerah menjadi kekuatan utama dalam membangun kemandirian ekonomi umat.
Anggoro menilai kolaborasi antara pesantren dan perbankan syariah akan menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ia optimistis partisipasi aktif pesantren akan memperluas literasi keuangan syariah hingga ke pelosok daerah.
“Kita ingin membangun Islamic Ecosystem yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pesantren adalah salah satu kunci utama dalam ekosistem itu,” ujarnya.