Berharap Berkah, Santri Siap Berkiprah

9 hours ago 3

Oleh : KH Najihun, Alumni Ponpes Annida Bekasi dan Ketua Yayasan Al-Manshuriyah Kembangan Jakarta Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, tema Hari Santri Nasional adalah "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia". Tema ini mengandung makna yang mendalam dan relevan dengan semangat perjuangan para santri.

Jika 22 Oktober 1945 KH. Hasyim Asy’ari, menyerukan Resolusi Jihad melawan Sekutu yang akhirnya ditetapkan sebagai Hari Santri, maka resolusi di masa kini adalah bagaimana santri mengisi kemerdekaan di tengah modernisasi peradaban dunia.

Pesantren adalah lembaga tertua di negara ini, sehingga pahit getirnya perjuangan sudah dirasakan para kiai. Termasuk fitnah yang belakangan menyerang pesantren, kiai tetap kukuh dengan perjuangan. Sebab, ada hal yang lebih penting daripada sekadar mengurus ghibah.

Agenda civil society juga sangat menanti peran riil pesantren, karena cita negara merdeka adalah membangun masyarakat madani yang demokratis, partisipatif, dan inklusif, sehingga masyarakat muslim dapat hidup harmonis dengan masyarakat lain di dunia.

Melalui civil society pesantren punya andil untuk dapat mengembangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin, seperti toleransi, keadilan, dan kasih sayang, dalam konteks masyarakat modern.

Selain itu, juga membantu masyarakat muslim mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, konflik, dan perubahan iklim, dengan cara mengembangkan solusi yang inovatif dan kolaboratif. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan, sehingga masyarakat muslim dapat memiliki suara yang lebih kuat dalam pergaulan dunia.

Yang tak kalah penting adalah membangun jembatan antaragama dan antarbudaya, sehingga masyarakat muslim dapat hidup harmonis dengan masyarakat lain yang berbeda agama dan budaya secara rukun serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam menghadapi tantangan global melalui pendidikan yang bermutu, demokratis dan menghormati HAM.

Dengan demikian, civil society dapat membantu masyarakat muslim menjadi lebih kuat, harmonis, dan berkontribusi positif dalam pergaulan dunia.

Namun, untuk bisa berkontribusi pada suatu kemaslahatan umat doa dari kiai sangat dibutuhkan. Santri bukanlah kacang yang lupa kulit, karena di balik keberhasilan muridnya ada doa kiai yang tidak pernah putus. Itulah sebabnya, santri tidak bisa melepaskan diri dengan kiai. Bukan karena mereka ingin memperbudak diri melayani keinginan kiai. Kiai juga tidak minta dihormati apalagi dilayani. Melainkan hanya sebagai adab untuk menunjukkan rasa terima kasihnya telah membimbing santri siang dan malam.

Itulah pokok dari ajaran Ta’lim Mutaalim agar santri menjaga niat yang baik dan ikhlas dalam menuntut ilmu, dengan menghormati guru dan ilmu yang diberikan, serta menjaga adab dan etika dalam berinteraksi dengan guru. Tujuannya, adalah membangun karakter yang baik dan mulia melalui ilmu yang diperoleh, serta memahami bahwa ilmu dapat membentuk kepribadian yang baik. Menghindari perbuatan yang tidak baik dan tidak bermanfaat, serta memahami bahwa perbuatan yang baik akan membawa kebaikan pula.

Melalui momen hari santri ini, kita sebagai santri berharap bisa ikut membawa kebaikan yang berujung pada perbaikan negeri ini yaitu melalui, peran yang lebih besar di masyarakat yang dampaknya bisa dirasakan secara luas untuk negara sesuai konsep hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air bagian dari iman. Kerja-kerja nyata pemberdayaan masyarakat menunggu peran santri. Santri masa kini dituntut tidak hanya memahami agama dan mengajarkannya, melainkan juga mentransfer ilmu baik ekonomi maupun teknologi.

Santri adalah agen perubahan. Budaya mandiri di pesantren mengajarkan para santri mandiri pula secara ekonomi. Ide santri sebagai penggerak ekonomi tidak bisa dipandang remeh. Terlebih, di negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Education Management Information System (EMIS) Kementerian Agama tanggal 31 Desember 2024 menunjukan ada lebih dari 42 ribu pondok pesantren dengan 11 juta lebih santri yang terhimpun di dalamnya. Ini adalah modal yang besar untuk berkontribusi bagi negara yang besar pula.

Tak heran, kini banyak santri lahir sebagai pengusaha sukses. Punya banyak usaha dan bisa mencetak lapangan kerja. Keuntungan yang didapat dari usaha santri hanyalah sebagai multiplier effect, namun hidup bermanfaat sesuai prinsip sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya adalah tujuan hidup santri. Tentunya dengan hidup yang berkah, santri siap berkiprah. Selamat Hari Santri 2025.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |