Banjir Bandang di Puncak Bogor, Ini Kata PTPN soal Isu Alih Fungsi Lahan

5 hours ago 2

Banjir Bandang di Puncak Bogor, Ini Kata PTPN soal Isu Alih Fungsi Lahan

Banjir Bandang di Puncak Bogor, Ini Kata PTPN soal Isu Alih Fungsi Lahan (Foto: BNPB)

JAKARTA - Banjir yang melanda kawasan Puncak, Cisarua, Bogor pada Minggu 2 Maret 2025 telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Berbagai informasi dan spekulasi pun bermunculan, termasuk dugaan adanya keterkaitan antara banjir dengan alih fungsi lahan kebun teh yang dilakukan oleh PTPN I wilayah kerja Regional 2.

Apalagi sudah ada pernyataan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti banjir bandang yang melanda kawasan Puncak, Bogor. Menurutnya, bencana ini menjadi tanda bahwa ada yang tidak beres dalam pengelolaan lingkungan di wilayah hulu.

"Faktor utamanya saya tidak tahu penyebab banjir ini apa, tapi yang paling utama saya meminta kepada PTPN untuk menghentikan berbagai aktivitas alih fungsi lahan di Puncak," kata Dedi Mulyadi, Selasa (4/3/2025).

Dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya alih fungsi lahan di kawasan tersebut. Dia berujar, kawasan perkebunan seharusnya tidak dialihfungsikan untuk tujuan ekonomi saja tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan.

"Sudah lebih dari 1.000 hektar perkebunan teh yang sudah dialihfungsikan. Jangan hanya mementingkan ekonomi saja, tapi pikirkan juga dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat," ujarnya.

1. Penyebab Banjir di Puncak Cisarua

Banjir yang terjadi di Puncak Cisarua bukan merupakan fenomena yang sederhana, melainkan hasil dari interaksi berbagai faktor kompleks. Berbagai pihak telah menyampaikan analisis dan pendapat, termasuk yang mengaitkan banjir dengan perubahan tata guna lahan. Untuk memahami situasi secara menyeluruh, penting untuk meninjau kembali data dan konteks serta fakta-fakta yang relevan.

Data meteorologi menunjukkan bahwa wilayah Puncak Cisarua mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan volume air yang mengalir di wilayah tersebut ditambah dengan karakteristik topografi wilayah Puncak Cisarua dengan lereng curam dan lembah sehingga mempercepat aliran air serta meningkatkan risiko banjir yang tinggi.

Optimalisasi lahan kebun teh PTPN, tepatnya di Kawasan Unit Agrowisata Gunung Mas, Kabupaten Bogor merujuk pada upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas penggunaan lahan yang sudah ada tanpa mengubah fungsi utamanya. 

Optimalisasi lahan ini dilakukan melalui proses yang melibatkan studi kelayakan menyeluruh. Studi ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebagai pihak yang berwenang, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Proses ini dirancang untuk memastikan bahwa perubahan penggunaan lahan dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Penjelasan PTPN

Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN I Regional 2 Dinnar mengungkapkan bahwa optimalisasi lahan yang dilakukan oleh PTPN I tanpa mengubah fungsi utama lahan dan melalui proses resmi oleh Pemerintah Daerah. Di sisi lain terdapat juga fenomena alih fungsi lahan secara ilegal yang terjadi di beberapa wilayah Regional 2, termasuk okupasi oleh oknum-oknum tertentu dengan membuat bangunan dan villa liar serta mengubah fungsi lahan menjadi tanaman sayuran.

“Optimalisasi lahan PTPN I dilakukan tanpa mengubah fungsi utama lahan dan melalui proses resmi oleh Pemda. Sedangkan, aktivitas ilegal yang terjadi di PTPN I Regional 2 ini dilakukan tanpa izin dan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan maupun sosial. Sampai dengan saat ini, PTPN I Regional 2 bersama Pemerintah Daerah, terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui koordinasi dan penegakan hukum, meskipun kompleksitas masalah okupasi memerlukan penanganan yang sistematis dan melibatkan banyak pihak,” ungkap Dinnar dalam keterangannya, Jakarta.

Dalam setiap perubahan penggunaan lahan, PTPN I Regional 2 mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain penanaman kembali vegetasi di area-area tertentu untuk menjaga keseimbangan ekosistem seperti yang sebelumnya seringkali dilakukan di Kawasan Agrowisata Gunung Mas, pengelolaan daerah resapan air guna memastikan air hujan dapat terserap dengan baik dan koordinasi dengan pemerintah daerah serta pihak terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |