Pemerintah terus mendorong optimalisasi energi panas bumi alias geothermal seiring masih rendahnya pemanfaatan dibandingkan potensinya.
Pemerintah mendorong optimalisasi energi geothermal seiring masih rendahnya pemanfaatan dibandingkan potensinya. (Foto: iNews Media/Tangguh Yudha)
IDXChannel - Pemerintah terus mendorong optimalisasi energi panas bumi alias geothermal seiring masih rendahnya pemanfaatan dibandingkan potensinya. Padahal, energi baru terbarukan (EBT) ini berpotensi menopang program hilirisasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, geothermal ke depan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan pelanggan rumah tangga, melainkan pelanggan yang lebih besar yakni industri.
Pemerintah, kata Bahlil, ingin agar geothermal mendukung program hilirisasi agar produk-produk buatan industri bisa diterima di pasar global sejalan dengan tren ESG (Environmental, Social, and Governance).
"Energi geothermal itu tidak hanya disuplai nantinya untuk konsumsi rumah tangga, tapi akan menjadi konsumsi industri hilirisasi, sehingga size market-nya (pangsa pasar) lebih besar lagi. Jadi tidak perlu ragu, datang investasi, kita akan layani," ujarnya dalam The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2025 di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Dia menambahkan, pemerintah tengah mendorong hilirisasi pada komoditas strategis, mulai dari nikel, tembaga, bauksit, timah hingga batu bara. Sektor-sektor itu membutuhkan pasokan energi bersih yang andal dan berkelanjutan.