Apa yang Harus Dilakukan jika Sakit ketika Berhaji

5 hours ago 3

JAKARTA - Haji adalah ibadah yang menuntut kesiapan fisik dan mental. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini.
Namun, karena kondisi cuaca yang ekstrem, kepadatan jamaah, dan aktivitas fisik yang tinggi, tidak sedikit jamaah yang mengalami sakit selama menjalankan ibadah haji.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika mengalami sakit saat berhaji? Berikut penjabarannya sebagaimana dihimpun Okezone, Jumat (7/2/2025):

1. Tetap Menjalankan Haji Sesuai Kemampuan

Dalam Islam, haji diwajibkan bagi mereka yang mampu, baik secara finansial maupun fisik. Jika seseorang jatuh sakit saat berhaji, ia tetap dianjurkan menjalankan ibadah sesuai kemampuannya. Allah SWT berfirman dalam Alquran:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286)

Jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk melaksanakan haji secara sempurna, Islam memberikan keringanan (rukhshah). Salah satunya adalah melakukan badal haji, di mana orang lain bisa mewakili ibadah haji bagi mereka yang benar-benar tidak mampu melakukannya, sebagaimana dihimpun dari laman Kemenag.

2. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan yang Tersedia

Pemerintah Arab Saudi menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan klinik khusus jamaah haji. Jika mengalami sakit, jamaah dianjurkan untuk segera memanfaatkan layanan ini agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

Artinya: "Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Muslim, no. 1159)

Hadis ini mengajarkan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari tanggung jawab setiap Muslim. Oleh karena itu, jika sakit saat berhaji, segeralah mencari bantuan medis dan tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah yang bisa memperburuk kondisi Kesehatan.

3. Melakukan Tayamum Jika Tidak Bisa Berwudhu

Bagi jamaah yang sakit dan tidak mampu berwudhu dengan air, Islam memberikan keringanan untuk bertayamum sebagai pengganti wudhu. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Alquran:

فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا

Artinya: "Jika kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang bersih." (QS. Al-Ma'idah: 6).

Tayamum dapat dilakukan dengan menyentuh debu bersih lalu mengusapkannya ke wajah dan tangan, sebagai cara bersuci bagi mereka yang tidak bisa menggunakan air.

4. Melakukan Dam Jika Terpaksa Meninggalkan Rukun Haji

Jika karena sakit seseorang tidak dapat menyempurnakan salah satu rukun atau wajib haji, ia dapat menggantinya dengan membayar dam (denda). Contohnya, jika seseorang tidak bisa melaksanakan tawaf ifadah karena sakit berat, maka ia dapat menggantinya dengan menyembelih hewan sesuai dengan ketentuan syariat. Allah SWT berfirman:

فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِّن رَّأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ

"Maka barang siapa di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu bercukur), maka wajiblah membayar fidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau menyembelih hewan." (QS. Al-Baqarah: 196).

Bagi jamaah yang benar-benar tidak mampu menyelesaikan ibadah haji karena sakit berat, Islam membolehkan untuk melakukan badal haji, yaitu mewakilkan ibadah haji kepada orang lain yang mampu.

Menghadapi sakit saat berhaji adalah ujian yang harus disikapi dengan bijak. Jamaah disarankan untuk tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan, memanfaatkan fasilitas kesehatan, melakukan tayamum jika tidak bisa berwudhu, dan membayar dam jika terpaksa meninggalkan rukun haji.

Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan memberikan kemudahan bagi pemeluknya. Oleh karena itu, jika mengalami sakit saat berhaji, jangan ragu untuk mengambil rukhshah yang telah disediakan oleh syariat. Wallahualam