Analisa dan Katalis yang Membuat Bitcoin Meroket

12 hours ago 2

JAKARTA - Dengan kondisi pasar yang tidak menentu dan adanya resistansi kuat di sekitar harga USD109.000, Bitcoin (BTC) kini berada di titik krusial. Jika berhasil menembus level tersebut, pasar bisa kembali memasuki fase bullish dengan potensi keuntungan yang signifikan.

Namun, jika tidak mampu mempertahankan level ini, kemungkinan besar pasar akan beralih ke fase bearish, dengan penurunan harga yang lebih dalam hingga mencapai level USD95.000. Oleh karena itu, investor perlu memantau perkembangan harga Bitcoin beberapa hari ke depan.

Mengingat sifat harga crypto yang fluktuasi sehingga memiliki resiko kerugian yang tinggi. Maka sebelum trading crypto kamu harus melakukan analisa dan proyeksi perkembangan harga. Terutama Bitcoin yang banyak menarik perhatian.

Apa itu Bitcoin?

Bitcoin adalah mata uang digital pertama yang diperkenalkan pada 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Berbeda dengan mata uang tradisional yang dikeluarkan dan diatur oleh pemerintah, Bitcoin beroperasi secara desentralisasi melalui jaringan peer-to-peer.

Ini berarti tidak ada bank sentral atau lembaga keuangan tunggal yang mengendalikannya. Transaksi Bitcoin dicatat dalam buku besar digital yang disebut blockchain, yang memberikan tingkat keamanan dan transparansi yang tinggi.

Sebagai mata uang digital, Bitcoin tidak memiliki bentuk fisik seperti uang kertas atau koin, melainkan hanya ada dalam bentuk digital dan disimpan dalam dompet digital. Kepemilikan Bitcoin dikonfirmasi melalui kriptografi, yang membuat transaksi sangat aman dan sulit untuk dipalsukan.

Pergerakan Harga Bitcoin

Dilansir dari Pintu Market, dalam grafik BTC IDR, harga Bitcoin hari ini mencapai Rp1.733.142.258 dengan volume perdagangan Rp1.590 triliun atau USD95.356.066.730 dalam 24 jam terakhir, yang menunjukkan penurunan sebesar -33,20 persen dibandingkan satu hari yang lalu, menandakan adanya penurunan dalam aktivitas pasar.

Kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah Rp33.304 triliun atau USD2.098.907.612.064, Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah pasokan token BTC yang beredar, yaitu 20 juta token yang dapat diperdagangkan di pasar saat ini.

Sejarah Bitcoin

Bitcoin pertama kali diluncurkan secara resmi ke publik pada 2009 dengan harga USD0, yang berarti tidak ada nilainya sama sekali pada saat itu. Penemu Bitcoin adalah sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto.

Dalam satu dekade, harga BTC mengalami lonjakan, penurunan, dan kenaikan berulang kali, hingga mencapai titik saat ini. Banyak peristiwa yang terjadi dalam sejarahnya yang mempengaruhi harga Bitcoin saat ini.

Sejak diperkenalkan pada 2009, Bitcoin telah berkembang dari proyek eksperimental menjadi aset digital yang mendunia. Perjalanan BTC dari ketidakjelasan menuju perhatian global telah memicu lahirnya ekosistem crypto yang dinamis.

Analisa Harga Bitcoin di 2025

Baru-baru ini, pasar cryptocurrency mengalami periode volatilitas yang cukup signifikan, dengan harga Bitcoin sempat melonjak hingga mencapai USD109.356 sebelum mengalami penurunan tajam. Meskipun harga sempat melampaui angka tersebut, resistansi di sekitar level USD109.000 berhasil menahan pergerakan harga lebih lanjut.

Dari analisis teknikal menunjukkan bahwa zona ini merupakan batasan penting yang akan menentukan arah pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Para trader saat ini memantau perkembangan untuk melihat apakah Bitcoin dapat mempertahankan level ini atau justru terjerembab lebih dalam.

Resisten Kunci di Level USD109.000

Dalam analisis harian, Bitcoin mencapai puncaknya di angka USD109.356, namun segera turun tajam akibat tekanan jual yang besar. Setelah mencatatkan level tersebut, Bitcoin kesulitan untuk tetap berada di atas USD109.000.

Ini menunjukkan bahwa level tersebut berfungsi sebagai resistansi yang cukup kuat, menghalangi Bitcoin untuk melanjutkan pergerakan bullish. Penurunan harga yang signifikan setelah mencapai level ini mengindikasikan adanya potensi koreksi harga yang cukup besar.

Bitcoin menunjukkan pola yang khas, dengan level USD94.000 hingga USD95.000 sebagai zona support penting yang mungkin menjadi titik balik jika harga kembali jatuh.

Sehingga banyak trader dan investor cryptocurrency disarankan untuk menunggu konfirmasi lebih lanjut, seperti rebound di sekitar level USD95.000 atau breakout yang sukses di atas USD109.000 untuk memastikan arah tren yang lebih jelas.

5 Katalis Utama Bitcoin di tahun 2025

Dilansir dari investing, analis Gunay Chaymaz ia menyatakan ada 5 katalis utama yang terjadi di tahun 2024 yang membuka jalan di tahun 2025, diantaranya adalah:

1. Kejatuhan FTX dan Konsekuensi Hukumnya

Meskipun Bitcoin mengalami awal yang bullish, tahun 2024 juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu yang paling mencolok adalah hukuman yang dijatuhkan pada Maret kepada pendiri FTX, Sam Bankman-Fried.

Meskipun pasar telah pulih dari keruntuhan FTX, dampak hukum yang ditimbulkan tetap terasa, berkontribusi pada fase konsolidasi Bitcoin di pertengahan tahun.

2. Dampak Halving yang Tertunda

Salah satu peristiwa yang paling dinanti oleh para penggemar Bitcoin tahun ini adalah halving Bitcoin ke-4 yang dijadwalkan pada bulan April, yang akan mengurangi imbalan penambang dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok.

Halving biasanya menjadi sinyal untuk tren bullish, dengan harapan bahwa berkurangnya pasokan akan mendorong harga naik. Namun, meskipun peluncuran ETF spot meningkatkan permintaan, harga Bitcoin tidak langsung melonjak.

Faktanya, para penambang yang menghadapi penurunan imbalan justru menjual Bitcoin dalam jumlah besar, menciptakan tekanan ke bawah yang membuat pasar bergerak sideways sepanjang pertengahan tahun.

Namun, ETF berperan dalam menstabilkan harga, meskipun volume perdagangan tetap fluktuatif. Faktor makroekonomi global, terutama kebijakan Fed, juga mempengaruhi fluktuasi harga Bitcoin.

3. Pemotongan Suku Bunga The Fed dan Efek Trump

Pemulihan Bitcoin dimulai pada kuartal ketiga 2024, didorong oleh keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga. Namun, drama politik pemilihan presiden AS-lah yang benar-benar mendorong Bitcoin ke titik terendah.

Ketika mantan Presiden Donald Trump mengeluarkan janji pro-crypto selama kampanyenya, yaitu berkomitmen untuk menciptakan cadangan Bitcoin dan mendorong kebijakan yang mendukung crypto membuat harga Bitcoin melonjak, mencapai rekor tertinggi di USD108,353 pada bulan Desember, menandai performa terbaiknya di tahun ini.

4. Pembayaran Mt.Gox

Pada bulan Juli, kebangkrutan Mt. Gox mulai mentransfer Bitcoin kepada kreditor, yang memicu kekhawatiran akan aksi jual di pasar. Transfer besar ini, ditambah dengan upaya pemerintah AS dan Jerman untuk melikuidasi kepemilikan Bitcoin.

Hasilnya harga Bitcoin turun di bawah USD50.000 pada musim panas. Meskipun menghadapi tantangan ini, kinerja Bitcoin yang memecahkan rekor di akhir tahun 2024 tetap tidak dapat disangkal.

5. Dukungan MicroStrategy

Satu hal yang tetap konstan sepanjang tahun ini adalah komitmen MicroStrategy yang tak tergoyahkan terhadap Bitcoin. Perusahaan ini melakukan pembelian signifikan pada bulan November, mengakuisisi Bitcoin senilai USD5,4 miliar saat harganya berada di kisaran USD97.000.

Dengan lebih dari 444.000 BTC di pundi-pundinya, MicroStrategy telah menjadi salah satu pemegang Bitcoin institusional terbesar. Pesan dari pendiri Michael Saylor tetap jelas: perusahaan akan terus mengumpulkan Bitcoin, memberikan dukungan jangka panjang kepada pasar.

(Agustina Wulandari )

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |