5 Investasi yang Harus Dihindari ketika Terjadi Perang dan Rekomendasinya

4 weeks ago 20

Situasi perang biasanya menyebabkan gangguan sektor ekonomi sehingga ada beberapa investasi yang harus dihindari ketika terjadi perang.

 Freepik)

5 Investasi yang Harus Dihindari ketika Terjadi Perang dan Rekomendasinya. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Situasi perang baik dalam skala regional maupun global biasanya menyebabkan gangguan sektor ekonomi sehingga ada beberapa investasi yang harus dihindari ketika terjadi perang. 

Dalam situasi perang, akan terjadi ketidakstabilan ekonomi, ketidakpastian geopolitik, serta kepanikan pasar yang luas. Pada kondisi seperti ini, investor dituntut untuk lebih bijak dalam memilih jenis investasi. Beberapa instrumen keuangan menjadi sangat berisiko dan harus dihindari, sementara instrumen lain justru bisa menjadi "safe haven" yang melindungi nilai aset.

Oleh karena itu, berikut ini IDXChannel menyajikan pembahasan mengenai beberapa investasi yang harus dihindari ketika terjadi perang dan alternatif investasi yang lebih aman dan direkomendasikan.

Daftar Investasi yang Harus Dihindari ketika Terjadi Perang

Berikut ini adalah beberapa jenis investasi yang sebaiknya dihindari ketika terjadi perang karena cukup berisiko. 

1. Saham 

Salah satu jenis investasi yang cukup rentan saat terjadi perang adalah saham. Apalagi, saham-saham pada sektor non-esensial seperti pariwisata, hiburan, properti mewah, dan barang konsumsi non-pokok biasanya sangat terpukul ketika terjadi konflik bersenjata. Hal ini karena masyarakat dan pemerintah akan mengalihkan fokus ke kebutuhan pokok dan pertahanan, bukan gaya hidup.

2. Investasi Properti di Wilayah Konflik

Membeli properti di negara atau wilayah yang sedang dilanda konflik adalah keputusan berisiko tinggi. Selain nilai properti bisa anjlok, keamanan fisik dan hukum pun terancam.

3. Obligasi

Obligasi juga menjadi salah satu instrumen investasi yang harus dihindari ketika terjadi perang. Apalagi, obligasi dari negara-negara yang terlibat langsung dalam perang (terutama negara berkembang atau negara dengan utang tinggi) bisa mengalami gagal bayar (default) atau mengalami penurunan nilai drastis akibat penurunan peringkat kredit.

4. Reksa Dana Saham Agresif

Reksa dana yang mayoritas portofolionya berisi saham-saham sektor pertumbuhan tinggi (seperti teknologi atau startup) sangat rentan terhadap guncangan pasar. Volatilitas tinggi membuat nilainya bisa anjlok secara signifikan dalam waktu singkat.

5. Mata Uang Asing

Investasi dalam mata uang asing (valuta asing/valas) juga berisiko tinggi ketika terjadi perang, terutama jika tidak dikelola dengan hati-hati atau tanpa pemahaman mendalam terhadap dinamika geopolitik dan ekonomi global. Hal ini lantaran perang menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan politik yang besar. Akibatnya, nilai tukar mata uang bisa berfluktuasi secara ekstrem dalam waktu singkat.

Meski banyak jenis investasi yang berisiko saat perang, ada juga sejumlah instrumen yang dikenal lebih stabil atau bahkan menguat dalam kondisi tersebut. Berikut beberapa pilihannya. 

1. Emas dan Logam Mulia

Emas dikenal sebagai aset safe haven klasik yang dapat melindungi nilai kekayaan. Saat ketidakpastian tinggi, emas seringkali justru naik nilainya karena dipercaya dapat menjaga nilai kekayaan dari inflasi dan krisis. Anda bisa berinvestasi emas fisik baik batangan maupun perhiasan. Selain itu, saat ini ada berbagai pilihan cara menabung emas digital yang cukup memudahkan. 

2. Uang Tunai dan Instrumen Pasar Uang

Memegang sebagian portofolio dalam bentuk uang tunai atau deposito memberikan fleksibilitas saat pasar sedang tidak stabil. Instrumen pasar uang seperti deposito berjangka atau Surat Berharga Negara jangka pendek juga bisa menjadi pilihan konservatif yang relatif aman.

3. Komoditas Strategis

Selain emas, beberapa komoditas lain juga dapat menjadi pelindung nilai, seperti gas alam, gandum, jagung, dan bahan pangan pokok lainnya bisa jadi komoditas paling dicari saat perang. 

Itulah beberapa investasi yang harus dihindari ketika terjadi perang dan rekomendasinya. Kunci utama dalam berinvestasi di tengah konflik adalah kehati-hatian, ketahanan, dan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi global.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |