Wawancara Eksklusif Dejan Ferdinansyah: Cerita Perjalanan Rumitnya di Bulu Tangkis hingga Nyaris Pensiun Berkali-kali

1 month ago 31

 Cerita Perjalanan Rumitnya di Bulu Tangkis hingga Nyaris Pensiun Berkali-kali

Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah. (Foto: Bagas Abdiel/Okezone)

PEBULUTANGKIS ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah berbagai cerita mengenai perjalanan ia selama berkarier sebagai pebulutangkis profesional. Ternyata, Dejan melalui banyak rintangan hingga nyaris pensiun, namun ia nyatanya tetap berjuang dan terus berusaha menjadi yang terbaik.

Perjalanan Dejan untuk menjadi atlet bulu tangkis bisa dikatakan berbeda dari atlet bulu tangkis yang lain. Jika seorang atlet bulu tangkis memulai latihan serius di usia 7-8 tahun, Dejan justru terbilang terlambat. Bahkan tepatnya di usia 11 tahun.

1. Berawal dari Seleksi O2SN

Semua itu berawal dari seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) level Sekolah Dasar (SD) untuk mewakili Kecamatan Kadungora ke tingkat Kabupaten Garut. Dejan yang hanya ‘bermain-bermain’ dengan bulu tangkis ternyata mampu lolos ke final seleksi kecamatan walau berakhir kalah.

“Setelah saya kalah di final itu, saya nangis. Saya nangis karena sedih lah waktu itu banyak yang nonton juga tapi saya kalah, belum bisa juara. Akhirnya karena itu, yang tadinya cuma main-main bulu tangkis aja sama Ayah, saya bilang ke Ayah pengen latihan serius,” tutur Dejan kepada Okezone dalam wawancara eksklusif, dikutip Sabtu (8/3/2025).

“Saya bilang ke Ayah ingin latihan serius di klub. Trus ditanya kenapa? saya jawab karena kalah pas O2SN. Akhirnya Ayah membawa saya ke temannya, latihan di klub-klub kecil. Jadi baru benar-benar mulai latihan dan belajar bulu tangkis itu umur 11 tahun,” kenang pemain kelahiran 21 Januari 2000 tersebut.

Meski terbilang terlambat, Dejan justru bekerja ekstra untuk mengejar ketertinggalannya. Setelah 3 tahun menjalani latihan di Garut, Dejan mencoba melebarkan sayap dengan menjalani tes di klub-klub bulu tangkis berskala nasional. Sebut saja seperti Mutiara Cardinal Bandung, Exist Badminton Club hingga PB Djarum, namun gagal setelah melakukan percobaan berkali-kali.

Meski begitu, Dejan mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan salah satu klub di Bogor bernama PB Bintang untuk mengasah kemampuannya di dunia tepok bulu. Belum genap setahun di klub tersebut, Dejan yang berusia 14 tahun sukses mencuri perhatian dengan menorehkan prestasi hingga level nasional seperti Sirkuit Nasional.

Dejan Ferdinansyah dan Serena Kani foto PB Djarum Dejan Ferdinansyah dan Serena Kani foto PB Djarum

Sayangnya ketika ia mulai berprestasi di PB Bintang selama 2,5 tahun, klub tersebut justru dilanda guncangan. PB Bintang mulai tak terurus imbas sang pemilik klub meninggal dunia. Kondisi ini membuat Dejan terlantung-lantung hingga pulang kampung ke Garut karena tidak bisa mengikuti turnamen. Inilah momen pertama Dejan mengalami kegalauan tentang masa depannya di bulu tangkis.

“Pada masa itu saya pernah off selama 1 tahun. Karena di PB Bintang itu enggak ada yang biayai untuk pertandingan. Bahkan saya pernah di rumah itu mungkin sampai 4-5 bulan karena klubnya ini lagi goyang. Tapi di satu sisi, saya punya prestasi. Jadi saya mikir ‘aduh gimana ya ini?’,” kenang Dejan tentang situasinya menjelang usia 17 tahun kala itu.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |