Video Inovasi Alat Pengupas Durian Karya 3 Anak SMP Kembali Viral, Ternyata Ini Faktanya

1 month ago 25

Lutfiana Cinta , Jurnalis-Jum'at, 14 Maret 2025 |14:26 WIB

Video Inovasi Alat Pengupas Durian Karya 3 Anak SMP Kembali Viral, Ternyata Ini Faktanya

Video Inovasi Alat Pengupas Durian Karya 3 Anak SMP Kembali Viral. (Foto: IG)

Tiga siswa dari SMP Negeri 1 Sawangan, Kabupaten Magelang, pernah menciptakan alat pengupas durian yang praktis dan aman. Inovasi ini lahir dari kepedulian mereka terhadap warga sekitar yang sering mengalami kesulitan saat mengupas durian.

Faktanya, video yang baru-baru ini viral memperlihatkan inovasi ketiga siswa ini merupakan video lama. Inovasi ini pertama kali diperkenalkan lebih dari satu dekade lalu. Meskipun saat ini, tidak ada informasi terbaru mengenai alat pengupas durian tersebut.

Meski merupakan video lama yang diunggah kembali, rekaman yang dibagikan oleh @pembasmi.kehaluan.reall tetap berhasil menarik perhatian warganet. Video tersebut pun dibanjiri komentar positif yang mendukung ketiga siswa atas inovasi mereka.

“Laku nih buat pedagang durian jadi gaperlu capek.” Tulis @juw**

“Good job de. Semoga makin banyak penemuan-penemuan kedepannya.” Tulis @chic**

“Yampun aku apresiasi, hebat. Speaking si adek juga bagus, masih SMP lho.” Tulis @miss**

Proses Pembuatan

Alat ini mulai dirancang dan dikembangkan pada tahun 2013, kemudian mengalami penyempurnaan hingga akhirnya dapat digunakan secara optimal pada Agustus 2014. Berangkat dari rasa kepedulian Muhammad Wildan Mizana, yang sering melihat orang kesulitan mengupas durian hingga terluka.

Alat pengupas durian

Wildan, yang memiliki hobi menggambar serta ketertarikan pada pelajaran Fisika dan Biologi, akhirnya mulai merancang desain alat ini dalam waktu tiga hari. Ia memperkaya wawasannya dengan membaca buku-buku teknologi serta berdiskusi dengan guru dan tukang las untuk menyempurnakan desainnya.

Dalam prosesnya, Wildan tidak bekerja sendiri. Ia dibantu oleh dua temannya dari kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) sekolah, yakni Aven Ongki Prananta dan Tri Dewi Warni. Demi merealisasikan inovasi ini, mereka rela menyisihkan uang jajan sebesar Rp10 ribu setiap hari. Secara keseluruhan, pembuatan alat ini menghabiskan biaya sekitar Rp600 ribu.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |