Utang Menggunung, AS Dapat Ganjaran Ini dari Moody's

2 weeks ago 12

Jakarta -

Lembaga pemeringkat utang, Moody's Investors Service, resmi menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA1 pada Jumat (16/5/2025) waktu AS. Lembaga tersebut menyoroti tentang kondisi lonjakan beban utang ekonomi terbesar di dunia itu.

Melansir CNBC International, Sabtu (17/5/2025), Moody's memangkas peringkat kredit AS dengan melihat kondisi naiknya beban pembiayaan defisit anggaran pemerintah federal. Seiring dengan kondisi tersebut, juga terjadi peningkatan biaya perpanjangan utang di tengah suku bunga yang tinggi.

"Penurunan peringkat satu tingkat pada skala penilaian 21 tingkat kami mencerminkan peningkatan selama lebih dari satu dekade dalam utang pemerintah dan rasio pembayaran bunga ke tingkat yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara berperingkat serupa," kata lembaga pemeringkat tersebut dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah menurunkan profil kredit AS ini diharapkan akan menaikkan imbal hasil yang diminta investor untuk membeli utang Treasury AS. Hal ini guna mencerminkan lebih banyak risiko, dan dapat meredam sentimen terhadap kepemilikan aset AS, termasuk saham.

Imbal hasil pada obligasi Treasury 10 tahun acuan naik 3 basis poin dalam perdagangan setelah jam kerja, diperdagangkan pada 4,48%. ETF Obligasi Treasury 20+ Tahun iShares, proksi untuk harga utang jangka panjang, turun sekitar 1% dalam perdagangan setelah jam kerja. Sementara ETF Trust SPDR S&P 500 yang melacak indeks acuan untuk saham AS turun 0,4%.

Moody's sebelumnya bertahan untuk mempertahankan utang negara AS pada peringkat kredit tertinggi yang memungkinkan. Hal ini menjadikan lembaga berusia 116 tahun itu sejajar dengan para pesaingnya.

Adapun lembaga lain telah lebih dulu menempatkan AS di bawah posisi tertinggi, AAA. Standard & Poor's menurunkan peringkat AS menjadi AA+ dari AAA pada Agustus 2011, dan Fitch Ratings juga memangkas peringkat AS menjadi AA+ dari AAA, pada Agustus 2023.

"Pemerintahan dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyepakati langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga," kata analis Moody's dalam sebuah pernyataan.

"Kami tidak yakin bahwa pengurangan material selama beberapa tahun dalam pengeluaran wajib dan defisit akan dihasilkan dari proposal fiskal saat ini yang sedang dipertimbangkan," sambungnya.

Penurunan peringkat Moody's terjadi ketika Komite Anggaran DPR yang dipimpin Partai Republik pada hari Jumat menolak paket pemotongan pajak besar-besaran sebagai bagian dari agenda ekonomi Presiden Donald Trump. Hal ini juga termasuk memperpanjang pemotongan pajak yang pertama kali diberlakukan pada tahun 2017.

(shc/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |