Trump Sesumbar Masa Jabatan Nicolas Maduro tak akan Lama Lagi

12 hours ago 3

Presiden Nicolas Maduro memberikan konferensi pers di Caracas, Venezuela, Senin, 1 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa masa jabatan Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan berakhir tidak lama lagi di tengah meningkatnya ketegangan dan meningkatnya kehadiran militer Amerika di Karibia. Hal itu diutarakannya dalam wawancara dengan program 60 Minutes di CBS News yang tayang pada Ahad (2/11/2025).

"Saya akan menjawab ya. Saya rasa begitu," jawabnya, sambil menolak kemungkinan berperang melawan Venezuela.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Namun, Trump menolak untuk mengatakan apakah isu potensi serangan darat di Venezuela benar atau tidak. “Sepertinya saya tidak akan mengatakan saya akan melakukan hal itu,” katanya, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Pada Jumat (31/10/2025), Trump juga membantah laporan media bahwa serangan terhadap instalasi militer di Venezuela akan segera terjadi, dan mengatakan kepada wartawan bahwa dia belum membuat keputusan terkait hal tersebut.

Beberapa media AS melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap instalasi militer di Venezuela sebagai bagian dari dugaan perang melawan "narko-terorisme" dan bahwa serangan itu bisa terjadi kapan saja.

Washington menuduh Maduro memimpin Cartel de los Soles, sebuah kelompok kriminal yang berbasis di negara Amerika Selatan tersebut. Pada Juli 2025, Washington menetapkannya sebagai organisasi Teroris Global yang Ditetapkan Khusus (SDGT).

Setidaknya 14 serangan telah dilakukan sejak awal September, sebagian besar di Laut Karibia dan Pasifik Timur, menewaskan lebih dari 64 orang. Kelompok hak asasi manusia dan pakar hukum mempertanyakan legalitas operasi tersebut, dengan alasan bahwa serangan AS terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba melanggar hukum internasional.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk menyebut serangan itu "tidak dapat diterima" dan mendesak penyelidikan independen atas apa yang digambarkan kantornya sebagai pembunuhan di luar hukum.

Maduro menuduh Washington merekayasa perang melawan negaranya, menyebut tuduhan AS itu "vulgar" dan "sepenuhnya palsu." Dia menegaskan bahwa Venezuela "tidak memproduksi daun kokain" dan mengatakan pergerakan militer AS di dekat pantainya menandakan rencana untuk "perang baru yang abadi."

sumber : Antara, Anadolu

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |