Awaludin
, Jurnalis-Rabu, 03 Desember 2025 |12:32 WIB

Tokoh Lintas Sumatera (foto: dok ist)
JAKARTA – Desakan agar Presiden Prabowo Subianto menetapkan banjir besar dan longsor hebat, yang melanda Pulau Sumatera sebagai bencana nasional terus menguat. Permintaan itu kembali ditegaskan oleh Persaudaraan Tokoh Lintas Sumatera (PTLS), yang menilai bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat tersebut telah memenuhi kriteria bencana nasional sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
"Melihat laporan media, relawan, dan keluhan dari unsur pimpinan daerah, dapat disimpulkan bahwa jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan infrastruktur, cakupan wilayah terdampak, hingga dampak sosial ekonomi telah memenuhi syarat penetapan bencana nasional," ujar Ray Rangkuti, Rabu (3/12/2025).
Pertemuan tokoh lintas Sumatera itu diprakarsai oleh Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Dr. Syahganda Nainggolan, dan dihadiri belasan tokoh dari Aceh, Sumut, dan Sumbar. Mereka antara lain Syahganda Nainggolan, Fachrudin, Teguh Santosa, Ray Rangkuti, Rizal Matondang, Abdullah Rasyid, Wahyono, Hendri Harmen, Sugiat Santoso, Mayjen (Purn) Daniel Chardin, Iskandar Pulungan, Anton Permana, Zaid Burhan, dan Dedi Irawan.
Ray Rangkuti mengingatkan, bahwa keterlambatan penetapan status bencana nasional berpotensi memperbesar jumlah korban jiwa. “Semakin lama ditetapkan, semakin tinggi risiko korban bertambah,” ujarnya.
Sementara itu, Teguh Santosa, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), menyebut laporan dari JMSI Aceh menunjukkan kerusakan akibat banjir dan longsor kali ini melampaui dampak tsunami 2004.
“Saat tsunami 2004, hanya enam kabupaten/kota yang parah. Sekarang ada 18 kabupaten/kota yang mengalami kerusakan serius,” kata Teguh.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
.png)
1 hour ago
1

















































