Sinopsis Film Non-Stop, Misteri dan Teror di Atas Pesawat (Foto: ist)
JAKARTA - Sinopsis film Non-Stop akan dibahas dalam artikel Okezone kali ini. Non-Stop adalah film thriller aksi misteri tahun 2014 yang disutradarai oleh Jaume Collet-Serra dan diproduksi oleh Joel Silver.
Film ini dibintangi oleh Liam Neeson dan Julianne Moore. Mengisahkan seorang mantan polisi NYPD yang kini menjadi Marshal Udara Federal, ia harus menemukan seorang pembunuh di pesawat dalam penerbangan internasional dari New York ke London. Ancaman datang melalui pesan misterius yang menyatakan bahwa seseorang di dalam pesawat akan dibunuh setiap 20 menit hingga tuntutan finansial dipenuhi.
Menurut Rotten Tomatoes, film ini mendapat peringkat persetujuan sebesar 61% berdasarkan 231 ulasan, dengan peringkat rata-rata 5,80/10.

Sinopsis Film Non-Stop
Bill Marks, seorang Marshal Udara Amerika Serikat sekaligus mantan polisi NYPD, menaiki penerbangan langsung dari New York ke London. Di kelas bisnis, ia duduk di sebelah Jen Summers, seorang wanita yang sengaja menukar tempat duduk agar bisa mendapatkan kursi dekat jendela.
Setelah pesawat lepas landas, Marks menerima pesan teks misterius di ponsel keamanannya yang mengancam bahwa seseorang akan dibunuh setiap 20 menit kecuali 150 juta dolar AS ditransfer ke rekening yang ditentukan.
Melanggar protokol, Marks berkonsultasi dengan Marshal Udara lainnya, Jack Hammond, yang menolak ancaman tersebut. Marks kemudian meminta Summers dan pramugari Nancy untuk memantau kamera keamanan sambil mencoba mengidentifikasi pengirim pesan. Saat waktu hampir mencapai 20 menit, Marks menangkap Hammond sedang menggunakan teleponnya.
Ia langsung menginterogasi Hammond, tetapi Hammond justru mencoba menyuapnya. Menyadari kecurigaan Marks benar, Hammond menyerangnya, memaksa Marks membunuhnya tepat pada batas waktu yang telah ditentukan.
Marks menemukan kokain di dalam koper Hammond dan menyadari bahwa dirinya telah dijebak oleh pelaku. Saat memberi tahu TSA (Transport Security Administration), ia justru mendapat informasi bahwa rekening yang digunakan untuk transaksi adalah atas namanya sendiri, membuatnya dituduh sebagai dalang pembajakan. Sementara itu, kapten pesawat, David McMillan, tampaknya diracun, tetapi kopilot Kyle Rice berhasil meyakinkan Marks bahwa ia tidak bersalah.
Ketika Marks mencoba menggeledah penumpang yang mencurigakan, seseorang merekamnya dan menyebarkan video tersebut. Dalam rekaman itu, Marks terlihat menuduh serta memperlakukan kasar seorang guru bernama Tom Bowen, yang akhirnya membuat dunia luar semakin yakin bahwa Marks adalah pelaku sebenarnya.
Atas perintah TSA, pesawat dialihkan ke Islandia. Marks kemudian meminta seorang programmer, Zack White, untuk membuat virus yang bisa melacak ponsel pelaku. Saat ponsel berbunyi di saku jas seorang penumpang bernama Charles Wheeler, ia membantah memilikinya.
Namun, sebelum bisa diinterogasi lebih lanjut, Wheeler tiba-tiba tewas dengan mulut berbusa. Marks menemukan lubang kecil yang telah dibor di toilet kelas satu, mengarah langsung ke kursi pilot. Setelah memeriksa tubuh Wheeler, ia menemukan panah beracun, menandakan bahwa ada seseorang yang diam-diam membunuh di dalam pesawat.
Seorang penumpang lain mengatakan bahwa Summers baru saja memasuki toilet tersebut, membuat Marks menuduhnya sebagai pelaku. Namun, Summers berhasil meyakinkan bahwa ia tidak bersalah. Tak lama, dua jet tempur RAF Typhoon datang untuk mengawal pesawat menuju pangkalan militer di Islandia.
Marks dan Summers akhirnya berhasil membuka kunci ponsel si pelaku, tetapi tanpa sengaja mengaktifkan hitungan mundur bom selama 30 menit. Melalui berita di televisi yang menayangkan bahwa Marks adalah pembajak pesawat, ia menyadari bahwa bom telah berhasil lolos dari pemeriksaan keamanan. Setelah mencari lebih lanjut, ia menemukan bom tersebut tersembunyi di koper berisi kokain milik Hammond.