Selain strategi bisnis harus tepat, daya tahan suatu usaha juga ditentukan oleh jenis usaha yang dipilih.
Seperti Apa Usaha yang Menjanjikan? Begini 5 Ciri-Ciri Bisnis Tahan Banting. (Foto: MNC Media)
IDXChannel—Seperti apa usaha yang menjanjikan? Salah satu ciri utama usaha yang menjanjikan hingga masa mendatang adalah jenis barang atau layanan yang diberikan adalah jenis produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari.
Sebagai negara dengan ratusan juta penduduk, Indonesia memiliki ukuran pangsa pasar yang besar, terutama pada segmen konsumen kelas menengah dan bawah. Oleh sebab itu tak mengherankan konsumsi rumah tangga turut menggerakkan perekonomian Indonesia.
Sampai dengan 2024, pemerintah mencatat terdapat lebih dari 65 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah. Kementerian Keuangan mencatat UMKM berkontribusi terhadap PDB nasional hingga 60,51 persen.
Banyak orang menjadikan usaha kecil-kecilan sebagai alternatif sumber penghasilan tambahan, bahkan menjadikannya sumber penghasilan pengganti gaji bulanan setelah memasuki masa pensiun.
Namun menjalankan usaha, sekalipun berskala kecil, tak mudah dikelola hingga bertahan jangka panjang. Dengan jumlah UMKM yang begitu banyak, maka persaingan ketat pun tak terhindarkan.
Selain strategi bisnis harus tepat, daya tahan suatu usaha juga ditentukan oleh jenis usaha yang dipilih. Lalu seperti apa usaha yang menjanjikan itu? Merangkum beragam sumber, berikut ini adalah ciri-ciri bisnis tahan banting.
Seperti Apa Usaha yang Menjanjikan? Begini Ciri-cirinya
Meskipun pangsa pasar di Indonesia sangat besar, bukan berarti pelaku usaha dapat memilih jenis usaha sembarangan. Mayoritas masyarakat Indonesia berasal dari kalangan kelas menengah dan bawah.
Oleh sebab itu, jenis usaha yang dipilih harus menyesuaikan kebutuhan konsumen kelas menengah dan bawah. Berikut ini adalah ciri-ciri usaha yang menjanjikan:
1. Bukan Usaha Musiman
Usaha musiman adalah jenis usaha yang laris pada musim-musim tertentu saja, jenis usaha ini mengandalkan momentum tertentu untuk menjual produknya. ‘Musiman’ bisa terjadi pada banyak jenis bisnis.
Pada bisnis kuliner, contoh usaha musiman yang dapat dilihat adalah bisnis es milo kepal. Dulu bisnis ini begitu menjamur karena viral, tetapi es milo kepal bukanlah jenis minuman yang setiap hari dikonsumsi masyarakat.
Kini hampir jarang ditemui pedagang yang menjual es milo kepal. Kebalikannya, bisnis Teh Poci justru bertahan selama bertahun-tahun. Sebab es teh adalah jenis minuman yang diminum sehari-hari di Indonesia.
Usaha yang menjanjikan adalah usaha yang mampu bertahan jangka panjang tanpa mengandalkan musim konsumsi ataupun momentum viral. Bisnis yang menjual barang kebutuhan pokok berpeluang besar untuk bertahan jangka panjang.
2. Bernilai Jual Tinggi
Usaha yang memiliki nilai jual tinggi artinya memiliki keunggulan yang berbeda dari kompetitornya. Sebagai contoh, banyak pelaku usaha menjual produk yang sama, tetapi hanya segelintir di antaranya yang berhasil mencatatkan penjualan tinggi.
Pelaku usaha yang menawarkan nilai tambah yang unik dan berbeda dari kompetitornya, berpeluang untuk mempertahankan pangsa pasarnya dalam jangka panjang. ‘Nilai jual tinggi’ juga bisa berasal dari reputasi dan kualitas produk yang tinggi.
3. Risiko Rendah
Setiap usaha memiliki faktor risikonya masing-masing. Namun semakin rendah peluang risikonya, semakin besar peluang pelaku usaha untuk mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang.
Usaha yang berisiko tinggi tidak hanya lebih sulit untuk dikelola, tetapi juga berpeluang untuk memakan banyak biaya saat risiko yang tidak diharapkan itu terjadi. Sementara usaha berisiko rendah, memungkinkan pelaku usaha untuk memimalisir kerugian.
4. Dapat Beradaptasi
Usaha yang menjanjikan dapat beradaptasi dengan pergeseran selera dan pola konsumsi masyarakat. Adaptasi yang dimaksud tidak hanya berasal dari inovasi pelayanan, tapi juga dari jenis produk yang tepat.
Barang kebutuhan pokok relatif aman dalam jangka panjang, karena sekalipun selera konsumen berubah, barang-barang kebutuhan pokok itu pasti tetap dibeli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hariannya.
Sementara contoh adaptasi pelayanan adalah pemanfaatan kanal penjualan online untuk memaksimalkan penjualan. Sehingga pelaku usaha tidak hanya menjual barang secara offline, tapi juga menjangkau pelanggan di kanal online.
5. Bahan Baku Mudah
Beberapa usaha dijalankan dengan produksi sendiri. Misalnya bisnis makanan dan pakaian jadi. Ketersediaan bahan baku yang andal (tersedia kapan pun) memengaruhi kelancaran produksi dan penjualan.
Semakin mudah dan andal bahan baku tersedia, semakin mudah pula pelaku usaha mempertahankan penjualannya kepada konsumen. Sementara usaha dengan bahan baku yang langka dan sulit didapat (musiman, harus diimpor, dll), sulit dipastikan kelancaran produksinya.
Itulah beberapa ciri seperti apa usaha yang menjanjikan.
(Nadya Kurnia)