Jakarta -
Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sempat menjadi sorotan pemerintah Amerika Serikat (AS). Transaksi digital tersebut dinilai membatasi ruang gerak perusahaan asing.
Meski begitu, Bank Indonesia (AS) mencatat transaksi digital melalui QRIS melonjak 169,15% secara tahunan. Hal ini didukung juga dengan pertumbuhan jumlah pengguna dan merchant.
"Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15% (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Rabu (23/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, transaksi digital melalui QRIS selama periode Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2025 juga meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76%.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menambahkan jumlahnya pengguna QRIS pada triwulan I-2025 telah mencapai 56,3 juta dengan volume transaksi 2,6 miliar transaksi.
"Nominal (dari transaksi QRIS) Rp 262,1 triliun, dan merchant kebanyakan dari UMKM mencapai 38,1 juta," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait masukan dari pihak AS ihwal QRIS dan GPN.
"Juga termasuk di dalamnya sektor keuangan. Kami sudah berkoordinasi dengan OJK dan Bank Indonesia, terutama terkait dengan payment yang diminta oleh pihak Amerika," ujar Airlangga dalam konferensi dikutip dari YouTube Perekonomian RI, Sabtu (19/4/2025).
Terkait hal tersebut, BI juga telah buka suara. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan pemerintah RI masih melakukan negosiasi dengan AS. Namun begitu, ia tak merinci proses negosiasi yang disebutnya.
"Itu lagi proses ya," singkat Destry kepada wartawan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Lihat juga video: Kenapa QRIS dan GPN Disorot AS Saat Negosiasi Tarif Trump?
(kil/kil)