Saksi Ungkap Pembantaian Massal di Sudan, Mayat Bergelimpangan di Jalan

4 hours ago 2

Saksi Ungkap Pembantaian Massal di Sudan, Mayat Bergelimpangan di Jalan

Saksi Ungkap Pembantaian Massal di Sudan, Mayat Bergelimpangan di Jalan (Airbus DS/HRL)

AL-DABBA - Warga mengungkapkan kondisi mengerikan saat paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) membantai sipil di Sudan. Ada 50-60 mayat bergelimpangan di jalan. 

Warga sipil di al-Fashir ditembak di jalanan, menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak, dan terlindas truk. Hal itu dipaparkan saksi mata hari-hari pertama pengambilalihan RSF.  kepada Reuters.

Jatuhnya al-Fashir pada 26 Oktober telah mengukuhkan kendali RSF atas wilayah Darfur dalam perang dua setengah tahun dengan tentara Sudan. 

Video tentara yang membunuh warga sipil di pinggiran kota dan laporan serangan terhadap mereka yang melarikan diri telah memicu kekhawatiran internasional.

Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang apa yang terjadi di dalam al-Fashir, yang telah terputus dari telekomunikasi sejak dimulainya serangan RSF. Reuters berbicara kepada tiga orang yang melarikan diri ke kota al-Dabba, lebih dari 1.000 km jauhnya di Sudan utara, dan satu orang yang melarikan diri ke kota terdekat, Tawila.

Seorang saksi mata mengatakan, ia berada dalam kelompok yang mencoba melarikan diri dari penembakan hebat ketika truk-truk RSF mengepung mereka dan menembaki warga sipil dengan senapan mesin serta menghancurkan mereka dengan kendaraan mereka.

"Anak muda, lansia, anak-anak, mereka menabrak mereka," kata saksi mata, yang tidak ingin menyebutkan namanya, berbicara melalui telepon dari Tawila, melansir Reuters, Sabtu (8/11/2025). 

Ia melanjutkan, beberapa warga sipil diculik oleh pejuang RSF.

Ketika dimintai komentar, seorang pemimpin RSF mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran akan dimintai pertanggungjawaban. Namun, ia menyebut, laporan pelanggaran di al-Fashir telah dibesar-besarkan tentara dan sekutunya. 

1. 60 Tewas di Jalan

Pembunuhan berlanjut pada hari kedua serangan RSF, kata saksi lain bernama Mubarak, yang kini berada di al-Dabba. Ia menjelaskan, para pejuang RSF menyerbu rumah-rumah di permukiman setelah merebut pangkalan militer sehari sebelumnya.

"Lima puluh atau enam puluh orang di satu jalan. Mereka membunuh mereka dengan dentuman, dentuman, dentuman. Lalu mereka akan pindah ke jalan berikutnya, dan lagi-lagi dentuman, dentuman, dentuman. Itulah pembantaian yang saya saksikan di depan mata saya," kata Mubarak. 

Ia melanjutkan, banyak orang, seringkali terluka atau lanjut usia, tidak meninggalkan kota dan tewas di rumah mereka.

Para pejuang perlawanan lokal, sebagian besar pemuda bersenjata, turun ke jalan melawan serangan. Sementara tentara dan pejuang sekutu berada di pangkalan atau mundur.

"Merekalah yang paling banyak tewas," katanya.

"(siapa pun yang berada di jalan-red) menjadi sasaran drone dan banyak peluru," kata Mubarak. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |