Harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 9,36 persen ke Rp2.220 pada perdagangan Senin (3/2/2024).
Harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 9,36 persen ke Rp2.220 pada perdagangan Senin (3/2/2024). (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Harga saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 9,36 persen ke Rp2.220 pada perdagangan Senin (3/2/2024). Penguatan ini mengakumulasi kenaikan saham emiten CPO tersebut yang mencapai lebih dari 90 persen dalam kurun waktu seminggu terakhir.
Pada penutupan perdagangan sore ini, transaksi jual beli saham SSMS mencapai Rp44 miliar dengan volume hampir 200 ribu lot. Bahkan, harganya sempat menyentuh all-time high di Rp2.530 saat intraday. Optimisme pelaku pasar diduga karena sentimen harga CPO yang terus menguat dalam beberapa waktu terakhir.
Analis Riset MNC Sekuritas, Raca Junico menilai, SSMS memiliki prospek yang baik dengan operasional bisnis yang terintegrasi antara hulu dan hilir. Kondisi tersebut membuat perseroan memiliki fleksibilitas tinggi dalam menghadapi pergerakan harga CPO dengan memanfaatkan kebun sawit di hulu atau pabrik pengolahan di hilir.
Raca menambahkan, upaya pemerintah mendorong penerapan biodiesel B40 juga akan mendongkrak permintaan CPO. Sentimen ini menjadi kabar baik bagi SSMS yang memiliki fasilitas pengolahan lewat anak usaha PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT).
Anak usaha SSMS tersebut akan mengoperasikan pabrik refinery & fractionations pada April 2025 dengan kapasitas 1.500 ton per hari. Hal ini akan menjadikan total kapasitas pabrik refinery & fractionations menjadi 4.000 ton per hari.
“Dari outlook harga CPO, kami memproyeksikan rata-rata harga di FY25 sebesar MYR5.000 per MT, dengan range MYR4.700-5.700 per MT. Hal tersebut akan didukung oleh stock level yang relatif tight (ketat),” kata Raca.
Dengan melihat kondisi tersebut, dia memproyeksikan kinerja keuangan Sumbermas Sarana akan meningkat. Dia memprediksi laba bersih SSMS untuk 2024 bisa tumbuh sekitar 60 persen.
Direktur Utama SSMS, Jap Hartono sebelumnya mengungkapkan SSMS akan mengalokasikan belanja modal Rp700 miliar pada 2025. Alokasi belanja itu rencananya untuk pemeliharaan perkebunan, pembelian alat berat, perawatan mesin dan yang lebih besar porsinya untuk infrastruktur dan pembangunan fasilitas di perkebunan kami.
“Kami optimistis dengan prediksi peningkatan harga CPO di tahun 2025, dan rencana anggaran belanja tahun 2025 yang sudah sangat terukur dan matang, perseroan diharapkan dapat meningkatkan laba bersih mencapai 80 persen dibandingkan tahun 2024 ini,” ujar Jap.
Chief Sustainability Officer SSMS, Henky Satrio menambahkan, perseroan juga tengah melakukan rencana program keberlanjutan jangka panjang. Hal ini dapat mempengaruhi bisnis perseroan di masa depan sebagai strategi memperkuat bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Henky menjelaskan beberapa target program keberlanjutan tersebut yakni sertifikasi ISPO untuk perkebunan plasma dan pekebun swadaya binaan, 100 persen implementasi ketertelusuran lahan sumber buah (traceability to plantation), proper hijau, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui training maupun sertifikasi.
Sementara itu Harga Referensi (HR) CPO untuk penetapan Bea Keluar atau dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE) periode Februari 2025 sebesar USD955,44 per metrik ton (MT). Angka ini turun sebesar 9,82 persen dari HR CPO periode Januari 2025 yang tercatat USD1.059,54 per MT.
Saat ini, HR CPO turun mendekati ambang batas sebesar USD 680 per MT. Berdasarkan aturan yang berlaku, pemerintah akan menetapkan BK CPO USD 124 per MT dan PE CPO sebesar 7,5 persen dari HRCPO yaitu USD71,66 per MT.
(Rahmat Fiansyah)