Saham APLN Melonjak 20 Persen Usai Jual Aset Rp14 Triliun dan Pangkas Utang

1 day ago 4

Saham APLN naik 20 persen setelah menjual aset senilai Rp14 triliun. Strategi ini memperkuat fundamental bisnis dan mengurangi utang perusahaan.

 MNC Media)

Saham APLN Melonjak 20 Persen Usai Jual Aset Rp14 Triliun dan Pangkas Utang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melesat pada perdagangan Kamis (20/2/2025), didorong oleh kabar penjualan aset senilai Rp14 triliun dan rencana perseroan ke depan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.52 WIB, saham APLN melambung 22,99 persen ke level Rp107 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp9,00 miliar dan volume perdagangan 92,13 juta saham.

Dengan ini, saham APLN melonjak 22,09 persen dalam sepekan dan naik 12,90 persen dalam sebulan.

Diwartakan sebelumnya, Rabu (19/2/2025), APLN terus mengoptimalkan strategi monetisasi aset sebagai bagian dari upaya memperkuat fundamental bisnis dan ekspansi proyek baru.

Terbaru, perusahaan menjual Hotel Pullman Vimala Hills Resort di Ciawi, Bogor, menambah daftar tujuh aset yang telah dilepas sejak 2017 hingga 2024 dengan total nilai Rp14 triliun.

Presiden Direktur APLN Bacelius Ruru menegaskan, aksi korporasi ini bukan karena tekanan finansial, melainkan bagian dari strategi realisasi nilai aset (capital appreciation).

“Jadi, kami tidak sekadar membangun, tetapi menciptakan dan terus menambah value dari aset-aset tersebut,” ujarnya dalam wawancara terbatas, Rabu (19/2/2025).

Hasil penjualan aset tersebut telah digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan dan mengembangkan proyek-proyek besar, seperti Podomoro Park Bandung, Parkland Podomoro Karawang, Bukit Podomoro Jakarta, Hotel Pullman Bandung, Podomoro Golf View Bogor, serta Podomoro City Deli Medan yang mencakup mal premium.

“Sementara, kewajiban yang berhasil kami lunasi sekitar Rp4 triliun,” kata Bacelius.

Selain itu, APLN juga membiayai pengembangan proyek eksisting seperti Vimala Resort Ciawi, Borneo Bay Balikpapan, dan hotel baru di Bali.

Strategi ini turut membantu APLN mengurangi beban utang secara signifikan. Dalam periode 2017-2024, liabilitas perusahaan berhasil ditekan sebesar Rp3,38 triliun menjadi Rp13,91 triliun.

Sementara itu, ekuitas perusahaan meningkat dari Rp11,49 triliun pada 2017 menjadi Rp13,23 triliun pada kuartal III-2024. Rasio utang terhadap ekuitas (gearing ratio) pun membaik dari 0,8 menjadi 0,5.

“Jadi, penjualan atas aset ini telah menjadikan fundamental APLN semakin kuat,” tuturnya.

Bacelius menambahkan, hasil penjualan aset dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi utang, termasuk melunasi seluruh kewajiban dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Dengan demikian, perusahaan tidak lagi terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar dolar AS yang saat ini mengalami kenaikan tajam.

Dari sisi kinerja operasional, APLN mencatat peningkatan marketing sales signifikan. Hingga akhir 2024, total penjualan pemasaran mencapai Rp1,9 triliun, tumbuh 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun.

Bermitra dengan Investor Kenamaan

Selain membangun proyek baru, APLN juga aktif menjalin kemitraan dengan investor ternama. Perusahaan telah menjual saham Central Park Mall dan Neo Soho kepada Hankyu Hanshin Jepang, serta melepas aset tanah di Karawang kepada investor asal China.

Sementara itu, penjualan Hotel Pullman dilakukan kepada investor domestik yang telah dipercaya.

“Sebagai developer, APLN menjalankan strategi berbasis siklus pengembangan dan recycling aset, di mana aset yang telah mencapai nilai optimal dapat dijual untuk menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi perusahaan,” kata Bacelius. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |