REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Real Madrid menuntut kompensasi dari UEFA setelah klub mengatakan pada Rabu (29/10/2025) bahwa Pengadilan Daerah Madrid telah menolak banding yang diajukan oleh UEFA, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan LaLiga terkait Liga Super.
Real termasuk di antara 12 klub Eropa yang mendukung kompetisi terpisah tersebut pada tahun 2021 sebelum dukungan untuk acara kontroversial itu runtuh karena tekanan penggemar dan pemerintah.
Badan sepak bola Eropa, UEFA, juga telah menghentikan pembentukan Liga Super, mengancam akan memberikan sanksi kepada klub-klub yang bergabung dengan kompetisi tersebut. Namun, pada Desember 2023, Pengadilan Eropa menyatakan bahwa UEFA dan FIFA telah melanggar hukum Uni Eropa dengan melakukan hal tersebut.
Tahun lalu, seorang hakim Spanyol memerintahkan badan pengatur olahraga dunia FIFA dan UEFA untuk menghentikan penentangan mereka terhadap kompetisi Eropa paralel, dengan memutuskan bahwa mereka mempraktikkan perilaku anti-persaingan dan menyalahgunakan posisi dominan mereka.
Real Madrid menyambut baik keputusan Pengadilan Regional Madrid yang menolak banding yang diajukan UEFA, RFEF, dan La Liga. Keputusan ini menegaskan bahwa UEFA, dalam perkara Liga Super, telah secara serius melanggar aturan kompetisi Uni Eropa sesuai dengan putusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU), dan menyalahgunakan posisi dominannya.
Putusan ini membuka jalan bagi tuntutan substansial untuk mengganti kerugian yang diderita klub.
Real Madrid menambahkan pihaknya telah mengadakan diskusi ekstensif dengan UEFA tahun ini untuk menemukan solusi guna mencapai reformasi yang diperlukan.
"Belum ada kesepakatan yang dicapai mengenai tata kelola yang lebih transparan, keberlanjutan finansial, perlindungan kesehatan pemain, dan peningkatan pengalaman penggemar, termasuk opsi menonton gratis dan dapat diakses secara global seperti yang digunakan untuk Piala Dunia Antarklub FIFA," tambahnya.
Oleh karena itu, Real Madrid mengumumkan akan terus berupaya demi kebaikan sepak bola dan para penggemar di seluruh dunia, sembari meminta kompensasi dari UEFA atas kerugian substansial yang telah dideritanya.
Namun, pengadilan mengatakan putusan itu belum final dan dapat diajukan banding ke Majelis Pertama Mahkamah Agung, yang memiliki yurisdiksi atas masalah perdata.
UEFA tinjau keputusan
UEFA mengatakan akan meninjau keputusan tersebut sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
"Keputusan ini tidak mengesahkan proyek 'Liga Super' yang dibatalkan yang diumumkan pada tahun 2021, juga tidak melemahkan aturan otorisasi UEFA saat ini, yang diadopsi pada tahun 2022 dan diperbarui pada tahun 2024, yang masih berlaku sepenuhnya," ujar UEFA kepada Reuters.
Aturan-aturan ini memastikan bahwa setiap kompetisi lintas batas dinilai berdasarkan kriteria yang objektif, transparan, tidak diskriminatif, dan proporsional.
Perkembangan ini terjadi setelah Parlemen Eropa bulan ini mengadopsi resolusi penting yang secara eksplisit menegaskan kembali penolakannya terhadap 'kompetisi sempalan' karena 'membahayakan ekosistem olahraga secara keseluruhan'.
sumber : Reuters
.png)
4 hours ago
1
















































