Polisi Pampang Buku-Buku Anarkisme Diduga Jadi Sumber Bacaan Pendemo Anarkis di Bandung

1 hour ago 1

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan mengungkapkan 42 orang ditetapkan sebagai tersangka pengerusakan fasilitas dan penghasutan di media sosial saat demonstrasi akhir Agustus kemarin. Ia menyebut kelompok anarkis yang diamankan memiliki jaringan dengan kelompok anarkis di luar negeri bahkan mendapatkan pendanaan, Selasa (16/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Polda Jawa Barat (Jabar) memampang belasan buku tentang teori anarkisme yang diduga menjadi sumber bacaan pendemo anarkis di Gedung DPRD Jabar saat sesi konferensi pers di Mapolda Jabar, Selasa (15/9/2025). Sejumlah barang bukti lainnya pun dipampang di sesi tersebut.

Mulai dari kamera CCTV yang dirusak massa aksi, botol bom molotov, pakaian yang dipakai pendemo anarkis, simbol-simbol anarkisme dan kekacauan. Selain itu, terdapat petasan, hingga batu yang digunakan untuk melempar ke dalam gedung DPRD Jabar.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan, kelompok anarkisme tertentu tersebut memiliki ketertarikan terhadap paham anarkisme. Mereka tidak setuju dengan pemerintah, merusak dan lainnya. "Mereka punya ketertarikan pada paham anarkisme, paham yang tidak setuju dengan pemerintah, merusak, dan sebagainya," ujar Rudi di Mapolda Jabar, Selasa (15/9/2025).

Ia menuturkan, temuan tersebut diperoleh berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh petugas. Para pendemo anarkis yang ditetapkan tersangka pun secara pribadi mengalami kekecewaan terhadap kondisi keseharian. "Ini bukan karangan saya, tetapi berdasarkan hasil investigasi kami yang tentunya sesuai aturan. Mereka secara pribadi mengalami kekecewaan-kekecewaan, baik sebagai masyarakat maupun sebagai anak bangsa, terhadap apa yang mereka lihat dalam keseharian," kata dia.

Kapolda Jabar mengatakan, rasa tertarik terhadap paham anarkisme serta kondisi pengalaman pribadi dan doktrin semakin menguat di kalangan mereka. Hingga akhirnya mereka dapat memiliki jaringan anarkis tingkat internasional. "Kekosongan dan kekecewaan yang ada dalam diri mereka makin menggumpal, makin menguat. Dengan keterbukaan informasi, hal ini mereka manfaatkan. Sehingga mereka menemukan atau bisa bersama dengan kelompok anarkis di luar negeri, atau anarkis internasional," kata dia.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |