Arief Setyadi
, Jurnalis-Rabu, 08 Januari 2025 |06:11 WIB
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: Dok Okezone)
JAKARTA – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024. Pada 27 Januari 2025, perjalanan keduanya menahkodai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bakal memasuki 100 hari.
Menteri Bikin Gaduh
Baru mulai bekerja, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih bikin gaduh. Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, misalnya menyebut peristiwa berdarah 1998 bukan pelanggaran HAM. Pernyataannya itu langsung menuai kritik tajam.
Yusril buru-buru mengklarifikasi. Ia berkilah pertanyaan yang diajukan terhadapnya tidak jelas, apakah genocide atau ethnic cleansing. Kalau dua poin itu yang ditanyakan, kata Yusril memang tidak terjadi pada 1998.
Selanjutnya Menteri HAM Natalius Pigai dengan lantang menyatakan anggaran Rp64 miliar untuk kementerian yang dipimpinnya terlalu sedikit. Pigai pun meminta anggarannya ditambah menjadi Rp20 triliun untuk menambah pegawai dan sosialisasi HAM yang menuai kegaduhan.
Kelakuan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia dan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi juga tak ketinggalan buat kegaduhan. Yandri membuat surat acara tasyakuran pribadi, namun dengan kop kementerian.
Sementara Bahlil membocorkan soal jatah menteri partainya yang cukup banyak asalkan Gerindra harus mendapatkan jatah kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Lain hal Hasan Nasbi, ia menyebut Kabinet Prabowo-Gibran lebih ramping dari era Joko Widodo (Jokowi). Dalih yang dilontarkan, di kabinet Prabowo-Gibran terdapat 7 menteri koordinator (Menko).
Menko itu yang akan mengoordinasi kementerian di bawahnya. Dia lantas membandingkan di era Jokowi yang justru organisasi kementeriannya lebih gemuk. Kegaduhan yang tak kalah heboh dibuat Miftah Maulana Habiburrohman atau Gus Miftah.
Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu mengolok-olok penjual es teh hingga viral. Kritik tajam menghujam hingga Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim turut bersuara. Gus Miftah akhirnya minta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya.
Padahal, Prabowo menggembleng para menterinya di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Sebuah prosesi ala militer yang diklaim untuk mendongkrak kinerja dengan membangun kesolidan.