Penjelasan Dosen Unika Atma Jaya soal Virus Human Metapneumovirus (hMPV)

4 hours ago 1

Penjelasan Dosen Unika Atma Jaya soal Virus Human Metapneumovirus (hMPV)

Penjelasan Dosen Unika Atma Jaya soal Virus Human Metapneumovirus (hMPV) (Foto: Okezone)

JAKARTA - Usai pandemi Covid-19, kini muncul kasus Virus pernapasan lainnya yaitu Human Metapneumovirus (hMPV). Pertanyaannya adalah, apakah hMPV, yang juga merupakan virus saluran napas dan menular melalui cara yang sama dengan SARS-CoV-2 (yaitu secara droplet) juga berpotensi menyebabkan disrupsi populasi?
Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya dr. Daniel Edbert, M.Ked.Klin., Sp.MK pun menanggapi kasus virus hMPV yang tengah meningkat ini. 

1. Karakteristik hMPV

Daniel menjelaskan, hMPV adalah salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan/atau bawah pada manusia. hMPV dapat menginfeksi semua usia, terutama pada anak-anak kecil, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Pada tahun 2016, virus ini diklasifikasikan ulang ke dalam Famili Pneumoviridae. 
"HMPV adalah virus RNA negative sense, beruntai tunggal, berkapsul fosfolipid. Virus RNA negative sense berarti virus tersebut dapat memperbanyak diri dengan cepat setelah masuk ke dalam saluran pernapasan dan menimbulkan gejala yang akut. Namun sifatnya sebagai virus RNA untai tunggal berarti infeksinya bersifat akut karena kecenderungan instabilitas replikasi RNA yang membutuhkan tahap lebih rumit dan “peralatan” enzimatik yang lebih banyak dibanding virus DNA, ditambah lagi tidak adanya untai pasangan nya yang bisa digunakan untuk mengoreksi urutan gen yang mengalami kesalahan replikasi," kata dia, Senin (20/1/2025).

2. Infeksi hMPV

Dia menjelaskan, infeksi hMPV biasanya terjadi sebelum usia 5 tahun dan dapat mengalami infeksi ulang pada segala usia. Gejala yang paling sering muncul akibat infeksi hMPV adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan/atau bawah. Karena gejalanya sering mirip dengan infeksi saluran pernapasan lainnya, hMPV sering kali tidak terdiagnosis dan dianggap sebagai infeksi pernapasan biasa, sehingga mungkin sebagian populasi di Indonesia sudah pernah terjangkit virus ini sebelumnya. Infeksi hMPV pada orang sehat biasa terbatas pada gejala infeksi saluran napas atas ringan, namun bayi prematur, individu dengan sistem imun yang lemah, atau mereka yang memiliki penyakit kronis pada paru-paru, saraf, atau jantung dapat menunjukan gejala yang lebih berat.

3. Gejala hMPV

Secara umum, orang yang terinfeksi hMPV akan menunjukan gejala pilek, batuk, demam, sakit tenggorokan, hidung meler atau tersumbat, nyeri sendi, dan sakit kepala. Dibandingkan SARS-CoV-2, hMPV tidak menyebabkan anosmia berat (hilangnya kemampuan menghidu) atau happy hypoxia (kekurangan saturasi oksigen tanpa disadari). Kedua gejala tersebut adalah gejala khas COVID-19 yang tidak mudah terdeteksi namun tidak ditemukan pada infeksi hMPV.
Gejala infeksi hMPV yang lebih berat meliputi sesak napas, nyeri dada, pusing, kelelahan berat, dehidrasi, atau demam tinggi yang tidak kunjung membaik. Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera mencari bantuan medis. Angka kematian yang disebabkan oleh hMPV jauh lebih rendah dari SARS-CoV-2, namun gejala yang lebih berat tetap membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita edukasi lainnya

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |