Penerima Beasiswa Dharma Bumiputra Diharapkan Jadi Ahli AI di Indonesia

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Warga Bumiputra Indonesia AM Hendropriyono menegaskan pentingnya generasi muda Indonesia menguasai ilmu pengetahuan melalui kerja sama pendidikan lintas negara. Ia menyampaikan hal tersebut dalam peluncuran program beasiswa Dharma Bumiputra, hasil kolaborasi antara Yayasan Warga Bumiputra Indonesia, Kadin Indonesia Komite China (KIKC), dan Universitas Tianjin, China.

Menurut Hendropriyono, program tersebut menjadi langkah nyata dalam membuka akses pendidikan tinggi bagi anak muda Indonesia untuk menimba ilmu di universitas-universitas ternama di negeri Tirai Bambu. Bidang kecerdasan buatan turut menjadi bagian dari beasiswa ini karena dianggap paling strategis bagi kemajuan bangsa di masa depan.

“Yang ingin kita tuntut dari kaum muda adalah ilmu kedokteran dan teknologi kedokteran, juga sains dan kecerdasan buatan. Saya ingin mereka kembali sebagai expert di bidang informasi dan AI yang sudah sangat maju di China,” ujar Hendropriyono di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Ia menilai, kerja sama dengan universitas luar negeri seperti Tianjin merupakan bagian dari upaya memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan China di bidang pengetahuan dan teknologi. Hubungan panjang kedua bangsa dalam pertukaran ilmu pengetahuan kini diwujudkan dalam bentuk pendidikan yang konkret dan berorientasi masa depan.

Hendropriyono menambahkan, semangat tersebut sejalan dengan visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mempersiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global. Ia berharap program ini dapat membantu memenuhi kebutuhan tenaga profesional, terutama dokter, yang masih menjadi tantangan nasional.

Ia mengingatkan pesan Presiden Prabowo saat meresmikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Cawang, Jakarta Timur, mengenai kebutuhan sedikitnya lima ribu dokter baru untuk memenuhi layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Hendropriyono menyebut, inisiatif beasiswa ini merupakan bentuk respons masyarakat terhadap seruan pemerintah.

“Setiap pemikiran cerdas dari pemerintah harus selalu kita tindak lanjuti. Bukan hanya menyalin pidato, tapi langsung berbuat,” tegasnya.

Dalam pelaksanaan awal, KIKC bersama Yayasan Warga Bumiputra Indonesia menargetkan pengiriman sekitar 50 mahasiswa ke Universitas Tianjin. Jumlah tersebut disebut dapat bertambah hingga sepuluh kali lipat tergantung dukungan berbagai pihak. Hendropriyono berharap program ini membuka jalan bagi perluasan kesempatan belajar di luar negeri dengan tetap menanamkan nilai-nilai moral dan kebangsaan.

Ia menuturkan, pendidikan tidak hanya membekali pengetahuan teknis, tetapi juga membentuk karakter dan etika. Moral yang kuat, kata dia, menjadi dasar bagi lahirnya insan beretika yang mampu menjaga kultur bangsa Indonesia di tengah kemajuan global.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |