Menurut Mentan Amran, bantuan yang dikirim merupakan kebutuhan mendesak warga di lapangan. Sebagian besar berupa pangan siap konsumsi karena banyak wilayah masih terisolasi dan mengalami keterbatasan akses energi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemulihan sawah terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) dimulai pada Januari 2026. Seluruh lahan puso dan rusak total telah terdata dan masuk tanggung jawab pemerintah untuk dicetak ulang.
Keputusan ini disampaikan setelah Amran meninjau langsung kawasan terdampak dan berdialog dengan petani yang kehilangan lahan. Menurut dia, data terakhir mencatat sekitar 11 ribu hektare sawah mengalami kerusakan berat sehingga membutuhkan pengerjaan ulang.
“Januari aku mulai jalan. Semua lahan yang rusak berat sudah kami petakan dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk dicetak ulang. Saya sudah turun ke lokasi, melihat sendiri kondisi sawah yang hancur dan mendengar langsung keluhan petani. Kita pastikan tidak ada yang dibiarkan tanpa penanganan,” kata tokoh asal Sulawesi Selatan ini dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Amran menjelaskan kerusakan terparah berada di Sumatera Utara. Ia merujuk temuan lapangan yang menunjukkan sekitar 4,4 ribu hektare sawah terdampak. Pemerintah akan menyalurkan benih baru bagi lahan puso dan mempercepat penyediaan alat serta mesin pertanian untuk mendukung masa tanam berikutnya.
Pemulihan dijalankan bertahap melalui pencetakan ulang sawah yang rusak total. Pejabat Kementan mengawal setiap tahapan pemulihan, termasuk validasi data dan percepatan pengerjaan agar tidak muncul hambatan teknis di daerah.
Fokus kementerian juga mencakup lahan yang tergenang tetapi masih dapat dipulihkan. Sawah yang tidak mengalami kerusakan struktural akan langsung masuk proses penyiapan tanam setelah kondisi tanah stabil. Upaya ini dinilai penting untuk menekan potensi penurunan produksi beras di tiga provinsi.
“Target kami jelas pada Januari 2026. Petani harus kembali masuk siklus tanam utama, dan itu hanya bisa tercapai kalau proses perbaikan lapangan berjalan cepat dan terarah. Kami ingin pemulihan ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga mengembalikan pendapatan petani secara bertahap,” ujar Amran.
Penetapan jadwal tanam pada Januari 2026 menjadi komitmen pemerintah mempercepat pemulihan dan menjaga stabilitas pangan. Pemerintah menargetkan seluruh tahapan di lapangan berjalan sesuai rencana sehingga produksi beras dapat pulih dan ketahanan pangan tetap terjaga.
.png)
1 hour ago
1
















































