
Menghapus Stigma Exclusive Pumping, Pengalaman Nyata Seorang Ibu Pejuang ASI (Foto: Freepik)
JAKARTA - Banyak orang membayangkan momen menyusui sebagai pengalaman lembut penuh kehangatan antara ibu dan bayi. Namun, bagi sebagian perempuan, kenyataan berkata lain. Ada ibu yang justru memulai babak menyusuinya dengan air mata, rasa sakit, atau ketidakmampuan bayi untuk latch. Pada titik itulah mereka harus memutuskan: menyerah, atau menemukan jalan baru.
Stefani Gabriela memilih jalan kedua. Keputusannyaa itulah yang kemudian mengubah seluruh perjalanan menyusuinya. Influencer dengan asal Jawa Timur ini mengaku bahwa perjuangannya menyusui secara langsung (DBF) memang tidak berjalan dengan mulus. Namun alih-alih berhenti, ia menemukan jalur lain yang kini dikenal dengan istilah exclusive pumping.
Exclusive pumping sendiri merupakan metode pemberian ASI di mana ibu hanya memberikan ASI perah yang dipompa atau diperah dengan tangan, dan tidak menyusui bayi secara langsung. Metode ini dilakukan dengan memompa ASI secara teratur, lalu memberikannya kepada bayi melalui botol atau alat bantu lainnya. Ini bisa menjadi pilihan karena berbagai alasan, seperti ibu kembali bekerja, bayi prematur atau sakit, atau masalah saat menyusui langsung.
Stefani pun mengaku telah menjalani exclusive pumping selama kurang lebih 2 tahun. “Banyak yang bilang pumping itu mustahil bertahan lama. Tapi saya buktikan bisa, asal tahu caranya,” ujarnya membuka dalam talkshow peluncuran Mooimom M3 Pro Air Flow Handsfree Breast Pump di IMBEX, JCC Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rela melakukan trial and error sampai 38 kali
Perjalanan exclusive pumping Stefani tidak melulu dipenuhi bunga-bunga. Ia rela mencoba 38 jenis pompa ASI untuk menemukan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya. Dari dedikasinya ini, Stefani sampai meraih rekor MURI.
Dari puluhan percobaan itu, Stefani menyadari bawah inti dari keberhasilan pumping adalah ketika saat memompa harus mengosongkan payudara sampai tuntas. “Yang paling penting itu efektivitas pengosongannya,” tegas Stefani
Jika hal itu tidak tercapai, biasanya akan memicu terjadinya clog, benjolan, milk blister, hingga ASI bercampur darah. Kendati demikian, pengalaman tersebut justru membuat Stefani menjadi lebih aware memilih alat pompa asi yang benar-benar cocok untuk dirinya.
"Memilih alat pumping bukan soal kenyamanan saja, melainkan soal kesehatan payudara dan juga konsistensi. Ini karena kita tidak punya stimulasi bayi yang ngenyot langsung. Jadi hanya mengandalkan pompa. Capek atau di mana pun, pumping tetap harus jalan,” ujarnya.
Berkat kedisiplinannya, Stefani pun mampu bertahan hingga dua tahun menjalani exclusive pumping. Hal tersebut juga tidak terlepas dari kegigihannya dalam mencari pengetahuan tentang ukuran flange, kebersihan sparepart, jadwal pumping, hingga pola makan yang mendukung produksi asi.
Menariknya, Stefani yang dulu takut memakai pompa handsfree kini justru menjadi saksi kemajuan teknologi. “Semakin ke sini pompa handsfree semakin canggih. Saya bisa buktikan, pakai handsfree pun bisa pumping hampir dua tahun,” katanya, menepis stigma lama bahwa handsfree tidak dapat mengosongkan maksimal.
Namun apakah kandungan nutrisi ASI pumping dengan menyusui secara langsung berbeda?
Menurut Dokter lakasi, dr. Dea Maulidia secara nutrisi, ASI pumping sama baiknya seperti menyusui secara langsung.
“Perbedaan hanya pada aspek bonding, karena isapan bayi memberikan stimulus emosional tambahan. Namun itu tidak menjadikan ibu exclusive pumping lebih rendah nilainya," ungkap dr Dea.
Yang perlu diperhatikan dari exclusive pumping kata dr. Dea, adalah proses pengosongan payudara. “Kalau tidak sampai kosong bisa menimbulkan clog, mastitis, bahkan abses payudara,” katanya.
Penjelasan medis ini menjadi validasi bagi banyak ibu yang merasa terpinggirkan karena tidak bisa menyusui langsung. Pumping, dengan segala tantangannya, adalah jalur yang sah dan sama berharganya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
.png)
1 hour ago
1

















































