Mengenal Sejarah dan Asal Usul Bekasi yang Menjadi Bagian Penting Jakarta hingga Jadi Kota Metropolitan (Foto: Okezone)
JAKARTA - Mengenal sejarah dan asal usul Bekasi yang menjadi bagian penting Jakarta hingga jadi kota metropolitan. Bekasi secara wilayah masuk provinsi Jawa Barat (Jabar) dan menjadi kota penyangga Jakarta.
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi di bagian utara dan timur, Kabupaten Bogor dan Kota Depok di bagian selatan dan Provinsi DKI Jakarta di bagian barat. Kota ini mempunyai kemiringan antara 0–2 persen dan terletak di ketinggian 11 hingga 81 meter di atas permukaan air laut.
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Sungai Cakung, Kali Bekasi, dan Kali Sunter, beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di pertemuan dua sungai yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.
Kini Bekasi dilanda darurat bencana banjir yang melumpuhkan aktivitas warga di kota metropolitan tersebut pada Selasa 4 Maret 2025. Hampir semua wilayah terendam banjir, dari perumahan biasa, mewah hingga mall.
Sebanyak 22.856 kepala keluarga (KK) dilaporkan terkena dampak banjir yang merendam hampir semua wilayah di Kota Bekasi, Jawa Barat. Jumlah itu tersebar di 8 kecamatan dan lebih dari 26 kelurahan.
Di luar kasus banjir yang melanda Bekasi, menarik untuk diulas mengenai sejarah dan asal usul Bekasi. Berikut ini Okezone rangkum mengenai sejarah dan asal usul Bekasi yang menjadi bagian penting Jakarta hingga jadi kota metropolitan.
1. Sejarah Bekasi
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri adalah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai ibukota Kerajaan Tarumanegara (358-669).
Luas kerajaan itu mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu Jawa Barat. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanegara adalah di wilayah Bekasi sekarang.
Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan raja-raja sampai generasi ke -40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Sunda Kelapa (Disebut juga Kerajaan Padjajaran) yang terakhir.
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482--1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga.
Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara abad ke 8 Kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran pada abang ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).