JAKARTA - Haji Wada, yang berarti "Haji Perpisahan", adalah ibadah haji terakhir yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW pada 10 Hijriah. Selain dikenal sebagai Haji Wada, peristiwa bersejarah ini juga memiliki beberapa nama lain, salah satunya adalah Hajjat al-Islam. Penamaan ini memiliki makna dan alasan yang mendalam dalam sejarah Islam.
1. Mengapa Disebut Hajjat al-Islam?
Istilah Hajjat al-Islam dapat diterjemahkan sebagai "Haji Islam". Penamaan ini diberikan karena haji tersebut merupakan haji pertama dan terakhir yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW setelah turunnya wahyu yang menetapkan tata cara haji secara lengkap dan sesuai dengan ajaran Islam.
Sebelum hijrah, Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan haji. Namun, pada saat itu belum ada tuntunan yang jelas dan rinci mengenai pelaksanaannya. Oleh karena itu, haji yang dilaksanakan pada tahun 10 Hijriah ini dianggap sebagai haji yang sempurna sesuai dengan syariat Islam.
Prof Quraish Shihab dalam bukunya "Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW" menjelaskan, haji ini dinamai Hajjat al-Islam karena menjadi rujukan bagi umat Muslim dalam pelaksanaan ibadah haji yang berbeda dengan praktik haji kaum musyrik sebelumnya.
Adanya haji ini, Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan yang jelas dan rinci mengenai tata cara pelaksanaan haji sesuai dengan ajaran Islam.
2. Peristiwa Penting dalam Hajjat al-Islam
Salah satu momen penting dalam haji ini adalah turunnya wahyu yang menegaskan kesempurnaan agama Islam. Saat wukuf di Arafah, Allah SWT menurunkan firman-Nya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Maidah: 3).
Ayat ini menegaskan, Islam telah mencapai kesempurnaan dan menjadi pedoman hidup yang lengkap bagi umat manusia.
3. Khutbah Perpisahan Nabi Muhammad SAW
Dalam haji ini, Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan khutbah yang dikenal sebagai "Khutbah Perpisahan" atau "Khutbah Wada". Dalam khutbah tersebut, beliau menegaskan prinsip-prinsip dasar Islam, hak asasi manusia, dan pentingnya persaudaraan serta kesetaraan di antara umat manusia. Beliau bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu adalah suci, seperti sucinya hari ini, di bulan ini, dan di negeri ini." ( HR. al-Bukhari dan Muslim).
Beliau juga menekankan pentingnya berpegang teguh pada Alquran dan sunnah agar tidak tersesat. Khutbah ini menjadi wasiat terakhir Nabi Muhammad SAW kepada umatnya dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam.
Penamaan Haji Wada sebagai Hajjat al-Islam menegaskan bahwa haji tersebut merupakan haji yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Islam yang telah sempurna. Melalui haji ini, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh praktis pelaksanaan ibadah haji yang benar dan menyampaikan pesan-pesan penting yang menjadi pedoman bagi umat Islam hingga akhir zaman.
Oleh karena itu, Hajjat al-Islam memiliki makna yang sangat penting dalam sejarah Islam dan menjadi rujukan utama dalam pelaksanaan ibadah haji bagi umat Muslim di seluruh dunia. Wallahualam
Follow Berita Okezone di Google News
(erh.-)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari