Pengunjung menggunakan perahu wisata menyusuri Danau Letang di Muara Bulian, Batanghari, Jambi, Rabu (8/6/2022). Danau yang berada di dataran rendah dan secara alami terbentuk sebagai penampung air itu sempat dipenuhi gulma dan sampah namun sejak setahun terakhir mulai dibersihkan dan ditata warga secara mandiri melalui kelompok sadar wisata hingga menjadi tempat wisata alternatif di daerah itu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Natal 2025 dari Badan Kebijakan Transporasi memprediksi terdapat 119,5 juta orang melakukan pergerakan selama periode Natal dan Tahun Baru 2026. Ini setara dengan 42,01 persen dari total populasi Indonesia.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan 2,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan mobilitas itu berpotensi menimbulkan tambahan timbulan sampah hingga 59.000 ton dalam rentang waktu sekitar dua minggu, terutama dari penggunaan barang dan kemasan sekali pakai di ruang publik, seperti rest area dan fasilitas perjalanan darat lainnya.
Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa pengendalian sampah di lokasi-lokasi tersebut menjadi fokus utama KLH/BPLH dalam mewujudkan perayaan akhir tahun yang bersih dan bertanggung jawab. Pengendalian sampah selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dilaksanakan secara intensif, efektif, dan efisien di seluruh lokasi dengan potensi produksi sampah tinggi.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan di area kunjungannya, baik di area wisata maupun di tempat persinggahan. Pengelola tempat wisata, rest area, dan area publik lainnya pun diimbau untuk menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang memadai.
"Kami memohon kepada para pengelola kawasan, dalam hal ini tempat istirahat dan pelayanan, untuk menjadi simpul budaya penanganan sampah. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008, pengelola kawasan wajib mengelola sampahnya sendiri sampai tuntas," ujar Menteri Hanif.
.png)
2 hours ago
2













































