Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Belum Pulih di 2026, Ini Penyebabnya

2 hours ago 1

Secara bersamaan, penciptaan lapangan kerja formal di sektor manufaktur pada 2026 diperkirakan semakin sulit akibat gempuran impor ilegal.

 iNews Media Group.

Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Belum Pulih di 2026, Ini Penyebabnya. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Konsumsi rumah tangga diperkirakan belum tumbuh signifikan pada 2026. Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih berpotensi terhalang sempitnya ruang kenaikan upah riil pekerja di semua sektor, termasuk di sektor manufaktur.

Secara bersamaan, penciptaan lapangan kerja formal di sektor manufaktur pada 2026 diperkirakan semakin sulit akibat gempuran impor ilegal dan impor produk manufaktur murah.

"Dalam keadaan tersebut, konsumsi rumah tangga akan semakin tertekan," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, dalam Brief Report CORE Economic Outlook, Kamis (27/11/2025).

Cakupan stimulus pada 2026 juga diperkirakan tidak selebar 2025, membuat bantalan konsumsi rumah tangga terbatas. Sejauh ini beberapa program stimulus memang akan dilanjutkan pada 2026.

Misalnya, kelanjutan stimulus 4 program seperti PPh Final 0,5 persen untuk UMKM, PPh 21 DTP untuk industri padat karya, perpanjangan PPh 21 DTP untuk sektor pariwisata, dan diskon iuran JKK dan JKM bagi pekerja bukan penerima upah.

Stimulus 5 program penyerapan tenaga kerja juga akan dilanjutkan pada 2026. Termasuk, rencana pemberian insentif untuk industri otomotif.

"Namun demikian, stimulus yang berlaku tahun ini, seperti diskon transportasi dan diskon tarif listrik sejauh ini belum ada informasi akan dilanjutkan pada 2026. Padahal, diskon tarif listrik sangat membantu konsumsi kelas menengah," ujar Faisal.

Selain bantalan stimulus yang relatif kecil pada 2026, pertumbuhan upah riil juga belum menunjukkan sinyal pemulihan. Data terbaru tahun ini menunjukkan pertumbuhan upah riil masih terkontraksi 0,4 persen secara tahunan.

Tiga dari lima sektor utama penyerap tenaga kerja domestik merosot cukup signifikan, yaitu upah riil industri manufaktur (-1,5 persen), perdagangan besar dan eceran (-2,5 persen), dan konstruksi (-4 persen).

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |