Komitmen Hijau, Bank Mandiri (BMRI) Aktif di Perdagangan Karbon Internasional 

1 day ago 5

Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant.

 dok BMRI)

Komitmen Hijau, Bank Mandiri (BMRI) Aktif di Perdagangan Karbon Internasional (Foto: dok BMRI)

IDXChannel - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktifnya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia. 

Penghargaan ini memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon serta selaras dengan target Net Zero Emission Operasional pada 2030.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. 

Berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, proyek ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai, partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan.

Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

“Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, Sabtu (8/2/2025).

Bank Mandiri berharap, keterlibatan perseroan dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

Dalam menjalankan strategi bisnisnya, BMRI juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp293 triliun.

Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp11,8 triliun naik 21 persen YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pada tahap pertama yang diterbitkan Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, inisiatif ini menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.

Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.

Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, diharapkan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

Peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.

(DESI ANGRIANI)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |