Kasus Baru Dugaan Keracunan MBG Muncul Kembali di Bandung Barat, Dinkes: Gejala Klinisnya Sama

3 hours ago 1

Siswa SMPN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat Mengalami Gejala Keracunan Usai Mengkonsumsi MBG, Selasa (13/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kasus baru dugaan keracunan usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) muncul lagi di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB menerima laporan adanya peristiwa serupa yang bersumber dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berbeda.

Kasus baru yang diterima Dinkes KBB itu muncul di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua dan Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang pada Rabu (15/10/2025). Keracunaan itu sebelumnya sudah menimpa 345 siswa SD, SMP dan SMK hingga guru yang mengkonsumsi menu MBG dari SPPG Panyandaan, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Selasa (14/10/2025).

"Memang ada info siswa datang ke Puskesmas Pasirlangu dan Jayamekar dengan keluhan serupa keracuan. Ada gangguan gejala klinisnya mual muntah seperti itu," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Dinkes KBB Nurul di Cisarua.

Di Puskemas Cilangu, petugas medis sudah menerima 9 siswa yang mengalami gejala keracunan. Begitupun dari Puskesmas Jayamekar sudah ada 6 siswa yang mengeluhkan hal serupa dan langsung mendapat penanganan dari petugas medis.

Nurul mengatakan, berdasarkan informasi sementara siswa di wilayah Pasirlangu dan Jayamekar itu mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi menu MBG yang dibagikan pada Rabu (15/10/2025). Namun, pihaknya belum bisa memastikan asal-usul SPPG pemasok menu MBG-nya.

"Informasinya seperti itu (mengkonsumsi MBG) hari ini. Di Pasirlangu itu awal datang 2, 5, 2 dari situ ditanya-tanya dan itu pasca makan di sekolah. Di Jayamekar alhamdulillah sudah bisa tertangani dan sudah pulang," kata Nurul.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Dinkes KBB sudah membuka posko di Kantor Desa Pasirlangu dan Desa Mekarjaya yang dilengkapi tenaga medis, obat-obatan serta peralatan medis lainnya. Posko itu disiapkan karena dikhawatirkan ada penambahan pasien seperti yang terjadi di sebelumnya.

"Sudah sisiapkan lebih awal. Kalau melihat trennya jam 11 12 muncul gejala mulai rame, ada penurunan kurva, naik lagi malam. Biasanya reaksinya itu 2×24 jam, kalau sudah lewat dari itu memang curiga dari yang lain," kata dia.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |