Kanker Payudara Masih Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Wanita. (Foto: Freepik)
Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang paling mengancam perempuan di Indonesia, bahkan jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker di kalangan wanita. Menurut data Kementerian Kesehatan dan WHO, kanker payudara adalah jenis kanker terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan data Globocan 2022, kanker payudara menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker terbanyak di Indonesia, dengan 66.271 kasus yang terus meningkat setiap tahunnya.
"Deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan kanker payudara. Dengan skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kita dapat menemukan kanker dalam tahap awal sehingga peluang kesembuhan lebih tinggi." ujar Dokter Spesialis Bedah Umum Onkologi Bethsaida Hospital, dr. Bajuadji, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/4/2025).
Gejala Kanker Payudara
Gejala awal kanker payudara bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi benjolan atau penebalan di payudara atau ketiak, perubahan ukuran dan bentuk payudara, serta puting yang masuk ke dalam atau mengeluarkan cairan tidak normal.
Kulit payudara juga bisa mengalami perubahan seperti kemerahan, berkerut, atau tampak seperti kulit jeruk.
Selain itu, nyeri yang tidak hilang di area payudara perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Diagnosis dan Pengobatan Kanker Payudara
Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan keberadaan, jenis, dan stadium kanker. Berikut adalah metode yang umum digunakan:
1. Pemeriksaan Fisik – Dokter akan meraba payudara dan ketiak untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan lain yang mencurigakan.
2. Mammografi – Pemindaian menggunakan sinar-X untuk mendeteksi adanya kelainan atau massa yang tidak normal pada jaringan payudara.
3. USG Payudara – Digunakan untuk membedakan antara benjolan berisi cairan (kista) dan massa padat yang berpotensi kanker.
4. Biopsi – Pengambilan sampel jaringan dari payudara untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan adanya sel kanker.
5. MRI Payudara – Digunakan untuk memberikan gambaran lebih rinci tentang kondisi jaringan payudara, terutama jika hasil pemeriksaan lain masih meragukan.
Penanganan dengan kemoterapi, radiasi, dan pengobatan sesuai kondisi pasien, dengan tingkat kesembuhan 20-30%.
"Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga pengobatan kanker payudara harus disesuaikan dengan stadium dan karakteristik penyakitnya. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis sangat penting untuk menentukan terapi terbaik bagi pasien,” tambah dr. Bajuadji.
Kanker payudara bukanlah vonis akhir jika dideteksi dan ditangani dengan tepat. Semakin dini terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan.