Binti Mufarida
, Jurnalis-Selasa, 11 Februari 2025 |14:46 WIB
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Ini Alasannya (Foto: Menkes/Okezone)
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan mengapa tarif iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan perlu dinaikkan
Budi mengatakan, biaya pembayaran asuransi di Indonesia setiap tahunnya masih kecil. Bahkan, dia mengatakan belanja kesehatan baru 32% setiap tahunnya yang dikeluarkan lewat asuransi.
“Jadi baru 32% dari belanja kesehatan setiap tahunnya itu dikeluarkan lewat asuransi itu harusnya naik sampai 80%-90% sehingga kita bisa memiliki tenaga untuk mendorong balik agar harga yang dikasih supply side itu reasonable,” ujar Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (11/2/2025).
1. Belanja Kesehatan yang Besar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa belanja kesehatan yang besar dalam 10 tahun mendatang bisa menyebabkan permasalahan anggaran. Apalagi, kesehatan menjadi prioritas masyarakat saat ini.
“Kalau ini enggak dikontrol dalam 10 tahun ke depan Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan akan problem karena ini akan menjadi isu politik yang sangat tinggi karena kesehatan dan kematian itu kan tinggi prioritasnya di masyarakat, kan masyarakat enggak mau meninggal gitu kan. Lebih baik miskin daripada meninggal,” jelasnya.
2. Penjelasan Menkes
Menkes juga menjelaskan bahwa salah satu masalah besar dalam pembiayaan kesehatan adalah tidak seimbangnya kenaikan belanja dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP). Dia menggambarkan kondisi ini seperti meminta kenaikan belanja yang selalu lebih tinggi dari kenaikan gaji, yang akhirnya tidak berkelanjutan.
“Kita dulu selalu telat 2 tahun untuk mereview belanja kesehatan nasional, itu seperti apa sekarang kita sudah dengan bantuan World Bank setiap tahun kita lakukan track berapa total belanja nasional sekarang tuh Rp614 triliun setiap tahun yang harus dikeluarkan oleh sistem. Yang saya mau kasih catatan di sini, persentase ini yang kita mesti hati-hati. Bahwa pertumbuhan belanja nasional itu selalu di atas pertumbuhan GDP, itu akibatnya itu tidak sustain,” ujarnya.