REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia keilmuan Islam bersedih, karena kehilangan panutan yang sangat dihormat, Prof Zaghloul El Naggar. Pria asal Mesir ini merupakan permata yang membuat cahaya Islam bersinar terang sehingga diapresiasi dunia, sebagaimana diberitakan sejumlah kantor berita negara Arab pada Senin (10/11/2025).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan apresiasi atas kontribusinya di bidang geologi dan studi lingkungan. Penghargaan institusional ini menitikberatkan pada keahlian ilmiah Prof. El-Naggar, terlepas dari kajian Islam yang turut ia geluti. Berbagai penghargaan dari badan-badan PBB tersebut diterimanya dalam berbagai kesempatan selama masa karier ilmiahnya.
Di dunia Arab dan Islam, nama Prof. El-Naggar juga sangat dihormati. Negara-negara seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Maroko, serta organisasi seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI), memberikan penghargaan atas upayanya menjembatani sains modern dengan ajaran Islam.
Apresiasi ini banyak diterimanya selama ia menjabat sebagai Ketua Departemen Geologi di berbagai universitas di negara-negara tersebut, mulai dari era 1960-an hingga 1990-an.
Di tingkat nasional, kapabilitasnya diakui oleh Majelis Tinggi Urusan Islam Mesir. Ia dipercaya memimpin Komite Keajaiban Ilmiah. Posisi strategis ini diembannya pada tahun 2000-an hingga akhir hayatnya, dengan fokus pada upaya memvalidasi penelitian keajaiban ilmiah dalam Alquran dan Sunnah.
Dihormati
Keahlian Profesor Dr. Zaghloul El-Naggar dalam tafsir I'jaz al-Ilmi (keajaiban ilmiah) Alquran adalah bidang yang membuatnya paling menonjol dan dihormati di dunia Islam. Dia adalah pelopor dan figur sentral dalam disiplin ilmu kontemporer ini, yang berupaya membuktikan bahwa Alquran, kitab suci yang diturunkan 14 abad lalu, mengandung fakta-fakta ilmiah yang baru terungkap melalui penelitian modern.
Makna "I'jaz al-Ilmi" sendiri secara harfiah berarti aspek kemukjizatan ilmiah Alquran. Premis dasarnya adalah bahwa informasi yang terkandung dalam wahyu Ilahi mendahului penemuan manusia, sehingga tidak mungkin berasal dari manusia pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Keahlian
Keahlian El-Naggar terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menjelaskan titik temu antara ayat-ayat Allah yang bersifat deskriptif tentang alam semesta dengan data empiris geologi, astronomi, biologi, dan bidang sains lainnya.
Latar belakang pendidikan ganda, sebagai hafiz Alquran dan pemegang gelar PhD Geologi dari Inggris, memberinya kualifikasi unik untuk menjadi jembatan antara dua ranah pengetahuan yang sering dianggap terpisah: wahyu dan sains. Dia tidak hanya menguasai bahasa Arab klasik dan tafsir, tetapi juga terminologi ilmiah mutakhir.
El-Naggar menggunakan metodologi yang ketat dalam pendekatannya. Dia tidak sembarangan mencocokkan setiap ayat dengan teori ilmiah baru. Sebaliknya, dia fokus pada ayat-ayat yang secara eksplisit atau implisit mengisyaratkan fenomena alam yang saat penurunan Alquran belum bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan manusia. Dia menekankan bahwa sains harus digunakan untuk memahami keagungan Alquran, bukan sebaliknya, untuk menghindari penafsiran yang dipaksakan.
.png)
2 hours ago
1











































