Indonesia Energy Outlook 2025, Ajang Kolaborasi dan Inovasi Industri Pertambangan Mineral dan Batubara

1 month ago 36

Indonesia Energy Outlook 2025, Ajang Kolaborasi dan Inovasi Industri Pertambangan Mineral dan Batubara

Ketua Umum Aspebindo Anggawira di Indonesia Energy Outlook 2025. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)

JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (Aspebindo) yang beranggotakan para pelaku usaha pertambangan sukses menyelenggarakan Indonesia Energy Outlook 2025 dan Rakernas  di Residences Ballroom, Park Hyatt Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Acara yang diikuti oleh 700 pengusaha ini dinilai sangat penting untuk diselenggarakan karena Pemerintah serta stakeholders dapat memberikan berbagai insight yang dapat disikapi dengan cepat dan tepat kepada para pengusaha pertambangan mineral dan batubara. 

“Program hilirisasi energi, swasembada energi, hingga transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) tentu perlu disikapi para pelaku usaha pertambangan. Kalangan pengusaha perlu mempelajari berbagai kemungkinan untuk membuat perencanaan adaptasi bisnis agar dapat bertahan,” kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira.

Dia menuturkan, Indonesia Energy Outlook 2025 adalah bentuk kesungguhan Aspebindo dalam membanggun komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai kalangan, sehingga dapat menjawab kebutuhan bisnis para anggotanya. Aspebindo berperan sebagai mitra dan aset strategis bagi Pemerintah dalam memaksimalkan penggunaan sumber daya alam.

Aspebindo mendorong anggotanya agar terus memberikan inovasi ketika menghadapi perubahan tren energi dunia serta mendukung transisi energi bersih. 

Tidak hanya itu, asosiasi tersebut juga berkomitmen akan selalu berkontribusi dan berkolaborasi dalam mempercepat proses hilirisasi energi, serta aktif memberikan rekomendasi dari para anggota kepada Pemerintah atau stakeholder. 

Sebagai bagian bentuk upaya mendukung target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang diterapkan Pemerintahan Prabowo Subianto, Aspebindo mengajak pengusaha batu bara untuk terus berinovasi menghadapi transisi energi hijau. Peralihan ini akan berpengaruh akan permintaan batu bara secara jangka panjang. 

"Sebagai pelaku usaha di sektor energi tentu kami mengikuti dan harus bisa mengambil peluang bisnis yang ada untuk lebih inovatif dalam proses energi terbarukan. Aspebindo sendiri sudah memiliki beberapa perusahaan batu bara yang sudah mulai diversifikasi unit bisnisnya, contohnya ke biomassa," kata Anggawira.

Aspebindo Dukung Percepat Pengembangan Energi Terbarukan

Aspebindo berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintahan serta lembaga terkait guna menjalankan langkah konkret dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan dengan mendorong regulasi dan iklim bisnis yang menunjang energi transisi di Indonesia. 

Ketua Pelaksana Indonesia Energy Outlook 2025 Bhirawa Wicaksana mengatakan, Indonesia Energy Outlook 2025 menjadi ajang pertemuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan berbagai perspektif terkait dengan masa depan industri energi di Indonesia. 

“Bagi para pengusaha event ini bertujuan untuk memberikan policy brief kepada Pemerintahan Prabowo Subianto, yang memang sangat concern dengan ketahanan energi. Kami juga berharap kolaborasi dengan Pemerintah dan stakeholders, terkait pendanaan, kemudahan investasi, perizinan usaha,  hingga membahas isu-isu hangat seperti UU Minerba,” ujarnya.

Ketua pelaksana yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen Aspebindo menyatakan bahwa program hilirisasi nasional sangat penting untuk dilaksanakan. Selain itu, dia menekankan perlunya meningkatkan partisipasi pelaku usaha dalam memperoleh insentif hilirisasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dukung Program Hilirisasi

Pada kesempatan yang sama, Putri Indonesia DKI Jakarta 3 2025 sekaligus anggota Aspebindo, Sarah Sentoso, menyampaikan dukungannya terhadap program hilirisasi yang dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian. Menurutnya, hilirisasi atau downstreaming dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan nilai jual produk, khususnya bahan baku utama

“Indonesia Energy Outlook 2025 merupakan peluang bagi kami para pengusaha untuk bisa  bertemu  langsung dengan like-minded people, seperti regulator hingga stakeholders yang fokus pada sektor energi. Di Aspebindo ini kami harus accelerated collaboration untuk mengatasi hambatan, menghasilkan inovasi, hingga memberikan masukan yang baik bagi Pemerintah,” tutur Sarah.

Aspebindo Usul 10 Persen PNBP untuk Kampus

aspebindo

Dari kiri-kanan Wakil Ketua Umum Aspebindo Ahmad Adi Suryo, Ketua Pelaksana Indonesia Energy Outlook 2025 Bhirawa Wicaksana, Ketua Umum Aspebindo Anggawira, Sekretaris Jenderal Aspebindo I Made Nugraha Jaya. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)

Sekretaris Jenderal Aspebindo I Made Nugraha Jaya menyampaikan, Aspebindo mengusulkan kepada Pemerintah terkait alokasi sebesar 10 persen penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor minerba diberikan ke perguruan tinggi.

Dia yakin langkah ini dapat menjadi solusi finansial bagi perguruan tinggi. Dengan melibatkan perguruan tinggi dalam pengelolaan lahan pertambangan oleh pemerintah, para akademisi dapat lebih fokus memanfaatkan peluang untuk penelitian dan pengembangan

“Aspebindo mengusulkan adanya alokasi secara khusus dari PNBP yang didapatkan dari sektor minerba untuk perguruan tinggi. Kami usulkan besarannya untuk pendidikan itu sebesar 10 persen. Perguruan tinggi yang mengelola tambang mungkin tidak akan bermasalah di sisi teknis. Akan tetapi, sisi operasional pertambangan yang akan menjadi tantangan bagi perguruan tinggi,” ucapnya.

Aspebindo menyambut positif keputusan Pemerintah membatalkan pemberian konsesi tambang kepada perguruan tinggi dan menggantinya dengan bantuan dana riset serta beasiswa. 

I Made Nugraha menegaskan bahwa pengelolaan tambang bukanlah tugas utama bagi perguruan tinggi. Tugas utama kampus adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Melalui keputusan tersebut, menurut Made risiko penyimpangan dapat diminimalisir, dan kampus dapat tetap menjalankan perannya tanpa terbebani urusan operasional pertambangan.

Adanya skema bantuan dana ini, perguruan tinggi tetap dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor pertambangan tanpa harus menghadapi risiko bisnis dan operasionalnya secara langsung. 

(Fitria Dwi Astuti )

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |