Harga Minyak Melemah Setelah AS Tunda Tarif untuk Kanada dan Meksiko

5 hours ago 1

Penurunan minyak terjadi usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepakat menunda penerapan tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada selama satu bulan.

 Freepik)

Harga Minyak Melemah Setelah AS Tunda Tarif untuk Kanada dan Meksiko. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Selasa (4/2/2025) dini hari. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepakat menunda penerapan tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada selama satu bulan.

Menurut data pasar, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,1 persen ke USD72,36 per barel pada Selasa dini hari.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan telah menyetujui langkah-langkah penguatan pengawasan perbatasan sebagai respons terhadap tuntutan Trump untuk menekan imigrasi ilegal dan penyelundupan narkoba.

Dengan kesepakatan ini, tarif impor 25 persen yang semula akan berlaku Selasa ditunda selama 30 hari.

Kanada dan Meksiko merupakan pemasok minyak terbesar bagi AS, yang juga merupakan produsen minyak mentah terbesar di dunia. Sementara itu, tarif AS terhadap China tetap dijadwalkan berlaku dalam beberapa jam ke depan.

"Di antara berbagai sektor yang bisa terdampak, energi Kanada mungkin pilihan yang paling tepat bagi pemerintahan Trump untuk menunjukkan kelonggaran. Dengan skenario dampak terhadap profitabilitas, tarif 25 persen pada impor energi kemungkinan cukup besar untuk mengganggu pasokan fisik,” ujar Kepala Strategi Komoditas Global dan Riset MENA di RBC Capital Markets, Helima Croft.

“Namun, pada level 10 persen, dampaknya masih bisa diatasi dengan penyesuaian harga dan tidak perlu perubahan besar dalam arus distribusi."

Di saat yang sama, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) menggelar pertemuan menteri yang sudah dijadwalkan sebelumnya.

Kelompok ini tetap berencana mengembalikan 2,2 juta barel per hari dari pemangkasan produksi sukarela secara bertahap, dengan tambahan pasokan 122.000 barel per hari mulai April.

Namun, kebijakan perdagangan AS ini berpotensi mengganggu pasar global dan menyulitkan OPEC+ dalam mengelola harga minyak dunia.

"OPEC+ menghadapi tantangan baru dengan tarif Presiden Trump terhadap pemasok minyak utama, yang bisa mengganggu permintaan dan produksi global,” ujar Kepala Pasar Komoditas Global di Rystad Energy, Mukesh Sahdev.

Sahdev menambahkan, meski kelompok ini berencana melonggarkan pemangkasan produksi pada kuartal kedua untuk menjaga stabilitas pasar, tarif terhadap Kanada dan Meksiko dapat memaksa kedua negara mengalihkan pasokan minyak mereka, berdampak pada kilang AS, dan berpotensi mendorong kenaikan harga.

“OPEC+ kemungkinan akan bertindak hati-hati, menyeimbangkan upaya stabilisasi harga sambil menghadapi ketegangan geopolitik." (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |