Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Cerna Kebijakan Trump

4 hours ago 2

Harga minyak mentah ditutup melemah pada Selasa (21/1/2025) setelah Donald Trump menyatakan darurat energi nasional di hari pertama masa jabatannya.

 Freepik)

Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Cerna Kebijakan Trump. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup melemah pada Selasa (21/1/2025) setelah Donald Trump menyatakan darurat energi nasional di hari pertama masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Selain itu, Trump juga menunda rencana penerapan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada hingga 1 Februari. Kanada saat ini memasok 60 persen dari total impor minyak AS.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent melemah 0,55 persen ke level USD79,35 per barel, sedangkan minyak WTI terkoreksi 0,56 persen ke USD75,91 per barel.

Dengan ini, futures minyak terkoreksi 4 hari beruntun.

Mengutip MT Newswires, penurunan harga terjadi meskipun Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang menjanjikan dukungan bagi industri minyak AS, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan produksi di Alaska, mengisi kembali cadangan minyak strategis, dan mengakhiri subsidi untuk kendaraan listrik.

Namun, pada Senin, Trump menunda janji untuk segera menerapkan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko.

Sebagai gantinya, ia menginstruksikan lembaga federal untuk mengevaluasi praktik perdagangan tidak adil dari Kanada, Meksiko, dan China.

Trump kemudian menyatakan kepada wartawan bahwa tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko akan diberlakukan mulai 1 Februari, yang dapat mendorong harga minyak AS naik, bertentangan dengan janjinya untuk menurunkan biaya energi.

"Janji Presiden AS terpilih Donald Trump untuk menerapkan tarif 25 persen pada semua barang impor dari Meksiko dan Kanada, termasuk minyak mentah dan gas alam, bukanlah hal yang mustahil dan harus dianggap serius oleh pembuat kebijakan serta produsen di Kanada," ujar Kepala Penelitian Energi Global di RBC Capital Markets, Greg Pardy.

"Namun demikian, dukungan vokal Trump terhadap kebangkitan Keystone XL dan tekadnya untuk menekan harga bensin tampak bertentangan dengan retorika tarif yang ia sampaikan. Hal ini membuat kesepakatan perdagangan bilateral baru mungkin tidak terlalu jauh," katanya.

Analis Mizuho menjelaskan, futures minyak turun seiring pasar mempertimbangkan implikasi dari janji Trump untuk meningkatkan produksi minyak AS melalui perizinan yang lebih mudah dan pembukaan lahan baru, serta membatalkan beberapa kebijakan energi bersih pemerintahan Biden.

"Harga minyak juga melemah setelah Trump menunda penerapan tarif yang sebelumnya ia ancam akan diberlakukan besar-besaran terhadap mitra dagang utama AS pada hari pertama jabatannya," kata analis Mizuho, Robert Yawger.

Menurut analisis Yawger, tarif 25 persen pada minyak dari kedua negara tersebut berisiko memengaruhi sekitar 4,5 juta barel per hari dari total 16,6 juta barel per hari yang diproses di kilang AS.

"Penundaan ini mengurangi kekhawatiran terkait rantai pasokan untuk kilang AS, setidaknya untuk sementara," ujarnya. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |