Harga emas naik pada sesi Asia Selasa pagi (21/1/2025), melanjutkan kenaikan pada Senin (20/1).
Harga Emas Menguat, Pasar Cermati Pidato Pelantikan Presiden AS Trump. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas naik pada sesi Asia Selasa pagi (21/1/2025), melanjutkan kenaikan pada Senin (20/1) seiring para pelaku pasar mencermati pidato pelantikan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menurut data pasar, hingga pukul 07.04 WIB, emas spot (XAU/USD) terapresiasi 0,10 persen menjadi USD2.710,41 per troy ons, usai naik 0,18 persen pada Senin.
Mengutip Dow Jones Newswires, Trump menyatakan rencananya untuk menandatangani perintah eksekutif guna mengubah kebijakan perbatasan dan energi serta mengakhiri program keberagaman di seluruh pemerintahan federal.
Namun, ia tidak segera memberlakukan tarif baru pada Senin. Menurut analis ANZ Research dalam laporan risetnya, langkah ini tampaknya mengurangi tekanan pada pasar komoditas secara umum.
ANZ menyebut situasi ini memberikan momen kelegaan bagi pasar komoditas yang sebelumnya khawatir akan dampak ekonomi dari tarif tersebut.
Pelantikan Donald Trump saat kembali menjabat sebagai Presiden AS menghadirkan janji perubahan besar pada ekonomi dan tarif impor dari mitra dagang terbesar negara tersebut.
Meski demikian, ancaman Trump untuk memberlakukan tarif 60 persen pada impor dari China tampaknya diragukan, mengingat ia membatalkan undang-undang yang menangguhkan aplikasi TikTok dan melakukan panggilan dengan Presiden China.
"Pada Jumat, dolar AS bergerak volatil setelah Trump menyebutkan adanya panggilan telepon 'sangat baik' dengan Presiden China Xi Jinping,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires.
“Reaksi pasar yang spontan menganggap hal ini sebagai sinyal hubungan yang lebih bersahabat, mungkin menunjukkan Trump ingin negosiasi perdagangan dengan China daripada langsung memberlakukan tarif besar.”
Deklarasi Trump mengenai darurat energi nasional, yang menekankan pada peningkatan produksi minyak dan gas, dapat menurunkan biaya energi dan meredakan tekanan inflasi. Hal ini berpotensi mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Namun, ketidakpastian kebijakan fiskal dan perdagangan, ditambah dengan pengabaian komitmen energi terbarukan serta Kesepakatan Paris, mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset aman.
Dolar yang melemah setelah pelantikan Trump semakin menopang harga emas, sementara ekspektasi kenaikan terbatas suku bunga The Fed di tengah data ekonomi AS yang lemah menambah daya tarik emas.
Meskipun stabilitas geopolitik, termasuk gencatan senjata di Timur Tengah, sedikit meredakan aversi risiko, agenda ekonomi Trump yang lebih luas memicu volatilitas, sehingga menjaga posisi emas sebagai aset penting. (Aldo Fernando)