Gelaran Piala Presiden 2025 berlangsung meriah hingga mendunia (Foto: Piala Presiden 2025)
PIALA Presiden 2025 sudah selesai digelar. Turnamen pramusim tahunan itu meninggalkan goresan warna untuk sepakbola Asia Tenggara hingga ke Inggris, tentang gairah olahraga si kulit bundar di Indonesia.
Catatan itu berkaca Piala Presiden 2025 tidak hanya melibatkan klub-klub Indonesia saja, tetapi ada wakil Thailand, Port FC, dan turut diminati klub kedua Liga Inggris, Oxford United. Sementara itu, Indonesia diwakili Arema FC, Persib Bandung, Dewa United, dan Liga Indonesia All Stars.
Terobosan itu berkat keberanian Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, bersama dengan Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir. Tentunya hal tersebut agar gairah sepakbola Indonesia semakin terasa di Asia Tenggara dan bahkan ke Eropa.
"Ini kali ketujuh Piala Presiden. Saya rasa tidak ada turnamen di Indonesia yang konsisten tujuh kali bisa jalan. Kenapa bisa, karena sportif, ada value yang dijaga, tidak ada pengaturan skor, tidak pakai uang negara, tidak pakai uang BUMN," kata Ara.
Erick Thohir mengungkapkan terlaksananya Piala Presiden berkat dukungan seluruh elemen khususnya Presiden Prabowo Subianto. Sebab, PSSI tidak bisa sendirian untuk memajukan sepak bola Indonesia.
"Ini bagian juga bagaimana PSSI mendorong bahwa pembangunan sepakbola Indonesia ini jangan hanya PSSI, tapi stakeholder juga ikut. Saya lihat bahwa inilah sepak bola Indonesia yang bisa tumbuh kalau semua stakeholder bisa membangun sama-sama," ucap Erick.
Kehadiran dua klub tamu tersebut menjadi pembelajaran berharga untuk klub lokal dan para pemain sepakbola tanah air. Tentunya agar mereka dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
"Untuk pertama kali sejak Piala Presiden digelar melibatkan dari luar negeri. Sejatinya menaikan level Piala Presiden. Tadinya, hanya klub lokal dan kini sudah go internasional," kata Pengamat Sepakbola Nasional Akmal Marhali kepada Okezone.
"Kehadiran Port FC dan Oxford United setidaknya ada banyak pelajaran untuk klub Indonesia. Mereka bisa belajar bagaimana membangun manajemen sebuah tim di antaranya punya manajemen yang sehat dari segi finansial maupun kualitas dan kemampuan pemainnya," tambahnya.
1. Pesta Rakyat Indonesia
Piala Presiden menjadi pesta rakyatnya Indonesia. Hal itu dikarenakan tiket setiap turnamen pramusim tersebut cukup murah agar bisa dijangkau semua kalangan dengan dibanderol Rp50 ribu.
Keterlibatan masyarakat memang sangat diutamakan dalam perhelatan tersebut. Hal itu juga ditandai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diberikan ruang untuk menjajakan dagangnya.
Jadi, elemen yang terlibat dalam Piala Presiden tidak hanya menikmati aksi-aksi terbaik di lapangan saja. Dari luar lapangan, mereka bisa memanjakan lidah dengan berbagai olahan kuliner dan membeli buah tangan untuk dibawa pulang ke rumah.
"Piala Presiden harus membuat kebahagiaan Bagi para UMKM harus ada gunanya untuk menggerakkan ekonomi rakyat," tegas Ara.
2. Lahirnya Sejarah Baru
Dalam perhelatan yang berlangsung 6 Juli hingga 13 Juli 2025 Itu, klub-klub Indonesia harus berbesar hati mengakui kekuatan dua klub tamu, Port FC dan Oxford United Bahkan, Arema FC sebagai juara bertahan pun tidak mampu lolos dari fase grup.
Port Lions mencatatkan sejarah baru dalam Piala Presiden. Asnawi Mangkualam dan kolega berhasil menjadi di klub Asia Tenggara pertama yang berhasil menjadi juara Piala Presiden
Prestasi Port FC tidak semudah membalikan telapak tangan. Mereka lebih dahulu harus mengalahkan Oxford dalam laga final yang berkesudahan dengan skor 2-1 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu 13 Juli 2025 malam WIB.
Untuk saat ini, klub peraih juara Piala Presiden terbanyak masih dipegang Singo Edan dengan empat kali (2017, 2019, 2022, 2024). Sementara itu, klub lainnya baru sekali, yakni Persib Bandung (2015), Persija Jakarta (2018), dan Port FC (2025).