Jakarta -
Toko-toko yang menjual pakaian, sepatu, dan aksesori bekas di Amerika Serikat (AS) diprediksi bisa mengalami lonjakan pembeli berkat kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump. Karena di tengah risiko inflasi tinggi banyak orang cenderung mencari alternatif barang yang lebih murah termasuk untuk produk fesyen.
Melansir dari laporan AP, Rabu (23/4/2025), meski Amerika merupakan salah satu pusat fesyen terbesar di dunia, namun mayoritas produk pakaian yang dijual berasal dari luar negeri alias impor. Alhasil pemberlakuan tarif resiprokal Trump dapat secara langsung menaikkan harga produk.
Bahkan Laboratorium Anggaran Universitas Yale sebelumnya memperkirakan harga konsumen produk fesyen dalam jangka pendek bisa naik hingga 65% untuk pakaian dan 87% untuk barang-barang dari kulit. Di mana tarif AS secara tidak proporsional memengaruhi kenaikan harga barang-barang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan perkiraan inilah, Analis industri pakaian di firma riset pasar Circana, Kristen Classi-Zummo, berpendapat kenaikan harga produk tersebut akan mendorong pembeli yang sadar akan kondisi keuangan untuk berpindah ke situs jual-beli atau toko barang bekas.
Sebab pada umumnya barang bekas, termasuk pakaian, harganya akan lebih murah daripada barang baru. Selain itu produk-produk ini hanya akan dikenakan tarif resiprokal jika dikirim dari luar negeri.
"Saya pikir penjualan kembali akan tumbuh di pasar yang sedang menurun," kata Classi-Zummo.
"Itu masih menjadi pilihan yang lebih murah daripada membeli barang baru, meskipun pengecer menawarkan diskon," jelasnya lagi.
Meski begitu, menurutnya prospek industri pakaian bekas di AS masih disertai ketidakpastian, termasuk apakah tarif Trump akan bertahan cukup lama untuk menekan konsumen dan mengubah perilaku mereka jadi 'hobi' beli barang bekas.
Selain itu tidak jelas juga apakah pemasok barang bekas akan menaikkan harga mereka, baik untuk mencerminkan kenaikan permintaan pasar secara keseluruhan atau sebagai respons terhadap permintaan pembeli.
Simak juga Video 'Trump Sebut Tarif Impor China Tidak Akan Mendekati 145%':
(igo/fdl)