Contoh Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 15 Ramadhan (Ilustrasi/IUnsplash)
JAKARTA - Ceramah tarawih keutamaan malam ke 15 Ramadhan layak disimak. Momen bulan Ramadhan menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Termasuk melaksanakan sholat sunnah tarawih.
وفى الليلة الخامسة عشرة تصلى عليه الملائكة وحملة العرش والكرسى
Artinya:
Pada malam yang ke 15, para malaikat dan para malaikat penyangga arsy dan para malaikat penjaga kursi kerajaan langit akan meminta ampunan pada orang yang salat tarawih.
Dilansir dari berbagai sumber pada Jumat (14/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah tarawih keutamaan malam ke 15 Ramadhan, sebagai berikut.
Assalamualaikum Wr. Wb.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya seorang Arab badui mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ.
“Tunjukkanlah kepadaku amalan yang apabila aku mengerjakannya, niscaya aku dapat masuk surga.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعْبُدُ اللّٰهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ.
“Engkau harus beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, engkau mengeluarkan zakat wajib, dan engkau menunaikan shaum Ramadhan.”
Orang Arab badui itu berkata,
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا أَزِيْدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُ.
“Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, selama-lamanya aku tidak akan menambah amalan apa pun melebihi hal-hal yang wajib ini, dan aku juga tidak akan menguranginya sedikit pun.”
Ketika orang Arab badui itu telah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا.
“Barang siapa senang melihat kepada seorang laki-laki calon penghuni surga, hendaklah ia melihat orang Arab badui ini” (HR. Al-Bukhari no. 1397 dan Muslim no. 14)