BRI-MI Catatkan Pertumbuhan Dana Kelolaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) mencatatkan pertumbuhan signifikan sepanjang tahun ini. Per Agustus 2025, total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana mencapai Rp42,8 triliun, naik 24 persen dibandingkan Rp34,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan tersebut terutama ditopang lonjakan AUM reksa dana pasar uang yang tumbuh 61 persen secara tahunan menjadi Rp11,7 triliun. Sementara itu, reksa dana terproteksi turut naik 28 persen menjadi Rp21,6 triliun.

Direktur Utama BRI-MI Tina Meilina mengatakan, selain mencatat pertumbuhan AUM, BRI-MI juga meraih lebih dari 15 penghargaan sepanjang 2025. Penghargaan tersebut, antara lain, penghargaan Best Mutual Funds Awards, Anugerah Manajer Investasi, Digital & Sustainability Awards, hingga pengakuan internasional di kategori Money Market Fund, Balanced Funds, dan Private Debt Fund. Terbaru, BRI-MI menerima Investment Manager Awards 2025 kategori Saham USD periode lima tahun.

“Pencapaian ini adalah bukti bahwa strategi kami berjalan pada jalur yang tepat. Produk-produk kami, terutama pasar uang dan terproteksi, mampu menjawab kebutuhan investor yang mencari keseimbangan antara likuiditas, risiko yang terukur, dan imbal hasil optimal di tengah volatilitas pasar,” kata Tina, Selasa (16/9/2025).

Tina menyebut, capaian 2025 tidak hanya mencerminkan pengakuan industri, tetapi juga menjadi dorongan bagi perusahaan untuk memperkuat kapabilitas, baik dalam inovasi produk, tata kelola, maupun transformasi digital.

“Kami percaya pertumbuhan positif akan berlanjut hingga akhir 2025. Fokus kami ada pada diversifikasi produk, optimalisasi distribusi, serta penguatan literasi dan digitalisasi,” ujar Tina.

Dia menambahkan, BRI-MI akan menjaga momentum melalui pengembangan produk pendapatan tetap dan pasar uang sebagai jangkar stabilitas.

Di saat yang sama, perseroan juga menyiapkan produk berbasis indeks serta instrumen alternatif. Sinergi dengan BRI Group dan mitra strategis jufa akan diperluas untuk segmen ritel maupun institusi, sekaligus memperkuat distribusi digital agar akses reksa dana semakin inklusif.