BMKG Paparkan Tren Gempa Bumi di Indonesia Sepanjang Tahun 2024. Foto: Tangkapan Layar.
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat lonjakan aktivitas gempa bumi yang signifikan di Indonesia sejak 2009 hingga 2024. Tercatat di tahun 2024 terjadi sebanyak 29.869 kejadian gempa, dimana 20 di antaranya adalah gempa merusak.
“Jadi tren gempa merusak aktivitas gempa merusak di Indonesia ini ada kecenderungan terus meningkat ya. Pada tahun 2024 terjadi 20 kali gempa merusak. Kalau tahun 2018 hingga 2023, ada 119 kali gempa merusak itu,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam webinar Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi, Jumat (17/1/2025).
Pada kesempatan itu, Dwikorita juga memaparkan kejadian gempa per tahun di Indonesia yang terus meningkat sejak tahun 1990 hingga 2024. “Nah juga aktivitas kegempaan yang termonitor oleh BMKG ini juga mengalami lompatan. Nah di sini ya berdasarkan data aktivitas gempa jangka panjang, tahun 1990 hingga 2024 ada kecenderungan pola bahwa jumlah kejadian gempa di Indonesia terus meningkat setiap tahun,” ujarnya.
Dwikorita mengatakan rata-rata kejadian gempa di tahun 1990 sampai 2008 itu sekitar 2.254 per tahun. Namun, kejadian gempa kemudian di tahun 2009 sampai 2017 menjadi 5.389 kejadian gempa. “Kemudian melompat ya melompat mulai tahun 2018, 2018 sampai 2019, bahkan 2020 ya itu melompat saat itu bahkan sampai 11.900an, sebetulnya sampai 11.000, bahkan 12.000 ya (tahun) 2018 itu 12.000 (gempa), 2019 masih 11.731,” paparnya.
Lebih lanjut, Dwikorita pun menepis anggapan bahwa peningkatan jumlah gempa disebabkan oleh bertambahnya alat pemantau. “Nah jumlah alat, jadi ada yang mengatakan itu meningkat karena jumlah alatnya bertambah. Perlu dijelaskan bahwa jumlah alat antara 2009 sampai 2019 itu jumlahnya kurang lebih sama ya selisih paling 1-2 sensor kurang dari 5 sensor, jumlah alat sama yaitu sekitar waktu itu 170-an sensor. Namun dengan alat yang sama 2019 melompat jadi 2018-2019 melompat,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa mulai tahun 2020 jumlah seismograf di Indonesia sebanyak 300 lebih. Namun, dalam catatan BMKG justru pada tahun itu kejadian gempa justru mengalami penurunan. “Jadi ini mematahkan dugaan peningkatan itu karena jumlah alatnya ditambah. Jadi setelah ditambah itu malah menurun gitu ya. Jadi memang tektonik nya memang saat itu baru istirahat kali ya,” tuturnya.
“Nah jadi pointnya di sini bahwa memang terjadi tren peningkatan aktivitas kegempaan ini terutama untuk gempa-gempa yang dangkal ini memang meningkat dan juga ada fenomena patahan-patahan aktif itu semakin banyak yang menjadi sumber gempa, patahan aktif yang ada di darat, bukan di laut. Meskipun itu (di laut) juga terjadi namun mulai aktif kegempaan di darat selain di laut,” tambahnya.
Berikut catatan gempa di Indonesia periode tahun 2009-2024:
- 2009: 4.212 gempa
- 2010: 6.025 gempa
- 2011: 4.488 gempa
- 2012: 6.934 gempa
- 2013: 4.285 gempa