Bagai tak Kenal Perang Tarif, Surplus Dagang China Justru Cetak Rekor Tembus 1 Triliun Dolar AS

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surplus dagang tahunan China untuk pertama kalinya berhasil menembus angka 1 triliun dolar AS atau setara Rp16.692 triliun (kurs Rp16.692 per dolar AS). Hal ini terjadi meski ada penurunan tajam ekspor ke Amerika Serikat akibat perang tarif. Ekspor China berhasil merembet ke wilayah pasar lainnya termasuk di antaranya pasar Indonesia. 

Dikutip dari Reuters, Administrasi Umum Kepabeanan China merilis data pada Senin (8/12/2025) yang menunjukkan surplus perdagangan Negeri Tirai Bambu mencapai 1,08 triliun dolar AS dalam 11 bulan pertama tahun ini. Pencapaian itu didorong kenaikan ekspor 5,9 persen secara tahunan pada November, membalikkan penurunan 1,1 persen pada bulan sebelumnya.

Kenaikan tersebut terjadi meski ekspor ke AS terus merosot tajam. Ekspor China ke pasar Amerika turun 28,6 persen menjadi 33,8 miliar dolar AS pada November.

Beijing dan Washington telah terjebak dalam perang dagang berkepanjangan dengan tarif tinggi sepanjang pemerintahan kedua Presiden Donald Trump. Kondisi itu memaksa eksportir China mengalihkan pasar mereka, meskipun kedua pemimpin sepakat melakukan jeda ketegangan saat bertemu di Korea Selatan pada Oktober lalu.

“Surplus perdagangan China tahun ini sudah melampaui capaian tahun lalu, dan kami memperkirakan akan semakin melebar tahun depan,” tulis Zichun Huang dari Capital Economics dalam sebuah catatan. Menurutnya, pelemahan ekspor ke AS “lebih dari terimbangi oleh peningkatan pengiriman ke pasar lain”.

Huang menyebut ekspor China kemungkinan tetap kuat berkat pengalihan jalur perdagangan dan meningkatnya daya saing harga produk China, seiring deflasi yang menekan nilai tukar efektif riil negara tersebut.

Peringatan dari Prancis

Ekspor menjadi penopang penting bagi perekonomian China yang saat ini tengah bergulat dengan krisis utang sektor properti dan lemahnya konsumsi domestik. Namun, surplus dagang yang sangat besar itu memunculkan kekhawatiran sejumlah mitra dagang Barat.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, seusai kunjungan kenegaraan ke China, memberikan peringatan terbaru. Dalam wawancara dengan harian Les Echos, Macron mengatakan Eropa dapat mengikuti langkah AS memberlakukan tarif terhadap Beijing apabila surplus perdagangan China tidak dikurangi dalam beberapa bulan mendatang.

Data menunjukkan ekspor China ke Uni Eropa tumbuh 14,8 persen secara tahunan pada November, sementara pengiriman ke Australia meningkat 35,8 persen. Pada periode yang sama, negara-negara Asia Tenggara yang ekonominya tumbuh pesat menyerap 8,2 persen lebih banyak barang dari China.

Gabungan faktor tersebut mendorong surplus dagang China melonjak menjadi 111,68 miliar dolar AS pada November, tertinggi sejak Juni, naik dari 90,07 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Angka itu juga melampaui proyeksi analis sebesar 100,2 miliar dolar AS.

Presiden dan Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang dalam laporannya menilai pemulihan ekspor pada November membantu “meredam lemahnya permintaan domestik”, di tengah perlambatan ekonomi yang sebagian disebabkan pelemahan sektor properti.

Menunjukkan lemahnya konsumsi dalam negeri, data kepabeanan terbaru memperlihatkan impor China hanya naik 1,9 persen secara tahunan pada November, lebih rendah dari perkiraan.

sumber : Reuters

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |