Sebelum memproduksi susu kambing pada 2020, PT Tresno Jamu Indonesia sebelumnya adalah UMKM yang memproduksi produk herbal.
Awalnya Produsen Jamu, UMKM Ini Sukses Bangun Pabrik Produksi Susu Kambing. (Foto: MNC Media)
IDXChannel—Susu kambing Etawalin kini mampu mencatatkan penjualan hingga jutaan boks dalam sebulan. Namun sebelum memproduksi susu kambing pada 2020, PT Tresno Jamu Indonesia sebelumnya adalah UMKM yang memproduksi produk herbal.
Komisaris PT Tresno Jamu Indonesia Tatang Mulyadi mengatakan perjalanan perusahaan berawal dari UMKM yang memproduksi jamu di Cilacap sejak 1991. Kegiatan usaha UMKM lantas sampai pada titik baliknya saat pandemi.
“Kami bertransformasi, dan menemukan titik balik setelah pandemi. Kami mulai memproduksi susu kambing, jadi formula nenek moyang kami terapkan ke susu kambing,” tutur Tatang.
Selain memproduksi jamu, Tresno Jamu Indonesia juga memproduksi obat herbal. Pada produksi susu kambingnya pun, yakni Etawalin, perseroan masih memanfaatkan kandungan herbal. Oleh sebab itu Etawalin memiliki label jamu pada kemasannya.
Sejak beroperasi pada 1991, Tresno Jamu Indonesia kini menjadi perusahaan yang memproduksi produk herbal dengan pabrik yang berlokasi di Kabupaten Cilacap dan sukses memberdayakan ribuan warga lokal.
Dalam produksi susu kambing Etawalin, Tresno Jamu Indonesia juga menggandeng ribuan peternak kambing di berbagai wilayah di Jawa sebagai pemasok susu, yang kemudian diolah menjadi susu bubuk.
Setiap bulannya, produksi Etawalin menggunakan 300.000-500.000 liter susu kambing dari mitra peternak. Susu Etawalin sendiri mulai diproduksi dan diperkenalkan ke masyarakat pada 2020, tak lama setelah pandemi.
Tresno Jamu Indonesia menggandeng ribuan peternak kambing di penjuru Pulau Jawa sebagai pemasok. Bahkan mayoritas di antaranya adalah peternak-peternak kecil dengan kepemilikan sekitar 20 ekor kambing. Pada tiap wilayah, terdapat beberapa desa yang dikoordinasikan di bawah perusahaan. Susu yang dihasilkan lantas dipasteurisasi dan diolah menjadi bubuk, untuk kemudian dikirim ke pabrik Tresno Jamu Indonesia untuk diolah dan dikemas.
Produk Susu Kambing Laris hingga Dipalsukan Oknum
Susu Etawalin diterima cukup baik di kalangan konsumen, ini merupakan pencapaian positif bagi perusahaan, mengingat masyarakat lebih familer dengan produk susu sapi alih-alih susu kambing.
Namun animo konsumen membuat oknum memanfaatkan popularitas susu kambing Etawalin dengan memproduksi tiruannya, alias barang palsu. Inilah mengapa kini Tresno Jamu Indonesia menyematkan hologram sebagai penanda keaslian.
Komisaris PT Tresno Jamu Indonesia Mukit Hendrayanto mengatakan pada tahun lalu saja, ada belasan kasus pemalsuan Etawalin yang diperkarakan.
“Memberikan edukasi ke masyarakat, karena tidak semuanya aware perbedaan produk asli dan palsu. Pemalsu itu memasang harga jauh lebih murah dari produk asli, itu patut diwaspadai,” tuturnya.
Pihaknya juga secara rutin membuat laporan ke kanal pengaduan marketplace tiap kali menemukan produk palsu. Seperti diketahui, marketplace adalah tempat perdagangan digital yang serba terbuka.
Seringkali produk-produk yang tengah naik daun dipalsukan dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibanding produk aslinya. Mukit sendiri juga mengakui memberantas produk palsu mudah.
Sebagai tambahan informasi, susu kambing Etawalin adalah produk flagship yang diproduksi oleh PT Tresno Jamu Indonesia. Sebelum akhirnya menjual secara offline melalui jaringan apotek dan toko herbal, susu ini masih dijual secara online.
“Dua tahun, tiga tahun pertama memang sulit. Lama-lama pasar menerima, lama-lama pangsanya berkembang. Tim kami yang tadinya cuma lokal, kini juga merekrut tim dari Jakarta. Penjualan yang awalnya dari Facebook ads, sekarang tersedia multiplatform dan merambah ke jaringan offline,” kata Mukit.
Meskipun masih terbilang baru, Mukit optimistis pangsa pasar susu kambing berpotensi besar untuk berkembang di Indonesia. Setelah sukses dengan Etawalin, perseroan berencana meluncurkan susu kambing siap minum dalam kemasan sebagai inovasi lebih lanjut.
Pemasaran Etawalin kini menjangkau ke daerah-daerah di luar Jawa, dengan penjualan mencapai jutaan boks setiap bulannya.
(Nadya Kurnia)