Militan Hamas membawa tas putih yang diyakini berisi jenazah sandera, setelah mengambilnya dari terowongan saat pencarian sisa-sisa sandera di Kota Hamad, Khan Younis, di Gaza selatan, Selasa, 28 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Duta Besar AS untuk PBB Mike Waltz menegaskan bahwa Washington mengharapkan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) untuk Gaza memenuhi mandatnya dengan terlibat dalam proses pelucutan senjata. Sejauh ini, peran tersebut jadi hambatan bagi negara-negara yang berencana bergabung dengan ISF termasuk Indonesia.
"Pasukan stabilisasi dalam resolusi Dewan Keamanan berwenang untuk [melucuti senjata Hamas]. Kami secara khusus menyatakan, 'dengan segala cara yang diperlukan’,” ujarnya merujuk potensi penggunaan kekuatan militer untuk melucuti Hamas.
Waltz menyatakan, peran ISF Itu akan menjadi pembicaraan dengan masing-masing negara. “Pembicaraan mengenai] aturan keterlibatan untuk ISF sedang berlangsung... Presiden Trump telah berulang kali mengatakan, Hamas satu melucuti senjatanya dengan satu atau lain cara - dengan cara yang mudah atau cara yang sulit," kata Waltz dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 di akhir perjalanannya ke Israel minggu ini.
Sejak resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberikan mandat internasional untuk ISF diadopsi bulan lalu, AS belum mengumumkan negara mana pun yang bergabung dengan pasukan asing. Hampir semua calon penyumbang pasukan enggan terlibat dalam bentrokan dengan Hamas untuk melucuti senjata kelompok tersebut atau membuat tentara mereka terjebak dalam baku tembak Israel-Hamas di Gaza.
Meskipun Waltz secara terbuka menyebut Azerbaijan sebagai salah satu negara yang mungkin menjadi kontributor, seorang pejabat Azerbaijan mengatakan kepada The Times of Israel pada akhir pekan bahwa Baku masih jauh dari mengambil keputusan seperti itu. Salah satu masalah yang menghambat negara-negara tersebut adalah veto Israel terhadap keterlibatan Turki dalam ISF.
Para negara calon penyumbang pasukan merasa bahwa Ankara diperlukan sebagai penjamin di lapangan. Ini mengingat hubungannya dengan Hamas dan perannya sebagai mediator dan penjamin gencatan senjata.
Waltz mengindikasikan bahwa AS masih berupaya mengubah sikap Israel mengenai masalah ini. Ia mengatakan kepada Channel 12 bahwa pembicaraan mengenai masalah ini “sedang berlangsung.”
Ketika ditanya apakah AS akan mengizinkan transisi ke tahap kedua dari rencana Trump di Gaza – di mana ISF dan mekanisme transisi untuk mengelola Gaza dibentuk – sebelum jenazah sandera terakhir yang masih ditahan di Jalur Gaza ditemukan, Waltz menghindari menjawab secara langsung tetapi mengatakan bahwa Washington berkomitmen untuk memulangkan semua sandera.
Waltz juga mendapat tekanan saat melaporkan bahwa dalam panggilan telepon pekan lalu, Presiden AS Donald Trump meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menjadi mitra yang lebih baik dalam implementasi rencana perdamaian Gaza.
.png)
2 hours ago
2











































